Monday, November 23, 2020

 

A.  BAHAN-BAHAN BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN

1.    Golongan Korosif dan Narkotik

a.    Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat merupakan asam yang bersifat korosif terhadap metal, mengakibatkan karat dan keropos. Asam sulfat sangat mudah bereaksi dan beroksidasi dengan air, bahan-bahan organik, diikuti dengan pengeluaran panas (kalori). Asam sulfat yang pekat (99 %) bersifat sangat higroskopik, yaitu dapat mengeringkan zat-zat yang basah. Gula oleh asam sulfat pekat dapat hangus menjadi arang.

Jika uap/kabut asam sulfat terhirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan parah pada jaringan paru, menimbulkan peradangan (inflamation) kronis dan bronchitis kronis pada saluran pernafasan bagian atas. Jika kontak dengan kulit asam sulfat dapat menyebabkan dermatitis, kerusakan kulit bahkan luka bakar kimiawi dengan borok yang dalam. Asam sulfat pekat yang mengenai kulit akan menyerang epidermis dan mengakibatkan kematian jaringan kulit (necrosis), disertai rasa sakit kematian jaringan kulit (necrosis) disertai rasa sakit yang luar biasa. Jika bagian kulit yang terkena cukup luas akan dapat mengakibatkan “shock” atau “collaps”. Jika terminum atau termakan maka asam sulfat akan membakar selaput lendir saluran pencernaan (mucus membrane), seperti mulut, oesophagus, kerongkongan dan lambung.

b.    Amonia (NH3)

Amonia mudah larut dalam air, lebih mudah daripada asam khlorida (HCl). Amonia mempunyai sifat basa sehingga dalam air akan membentuk amonium hidroksida. Zat ini banyak digunakan dalam proses pembuatan bahan-bahan organik sintetik, sebagai bahan anti beku pada alat-alat pendingin, pembuatan pupuk, asam sulfat, asam nitrat dan bahan-bahan lain. Dalam konsentrasi yang rendah amonia masih dapat  diketahui karena baunya yang merangsang. Amonia dapat berpengaruh pada refleks pernapasan, batuk-batuk, sesak napas lalu tiba-tiba lemas, serta dapat mengganggu selaput conjunctive pada mata. Dijumpai pula efek kronis pada bronchus, peningkatan ekskresi ludah, gejala kencing tersendat-sendat (urine retention).

c.    Aseton (Dimetil-ketone: 2-propanon)

Aseton dipergunakan sebagai pelarut, pembersih kuku, mencairkan plastik, dan lain-lain. Bahan ini dapat menimbulkan  iritasi pada kulit yang dapat diikuti infeksi, efek narkotik atau menghilangkan lemak kulit. Penyerapan dapat dilakukan melalui semua jalan termasuk melalui pernapasan.

d.    Karbon disulfida (CS2)

Karbon disulfida banyak dipergunakan dalam industri misalnya pada proses pengolahan serat-serat sintetik seperti industri rayon, karet, bahan kimia serta bahan untuk insektisida jenis kabut (fumigant; fumigan). Sebagai bahan beracun, karbon disulfida bersifat narkotik yaitu menyerang sistem syaraf perifer misalnya syaraf penglihatan, pencium dan perasa.

e.    Khlorin (Cl)

Khlorin merupakan bahan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, walaupun tetap mengandung bahaya dalam kadar tertentu. Khlorin bersifat racun terutama jika berbentuk gas dan terhisap oleh saluran pernafasan. Gas ini mempunyai bau yang khas, dan dapat menyebabkan iritasi pada selaput lendir mata, hidung, tenggorokan, tali suara dan paru.

f.     Hidrogen Sulfida (H2S)

Hidrogen sulfida adalah asam lemah yang mudah terurai dari ikatannya dan dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerja yang berada dalam ruang pengolahan yang menggunakan bahan tersebut, misalnya pabrik kertas, pabrik benang tiruan, dan sebagainya. Dalam konsentrasi yang cukup tinggi gas yang berasal dari hidrogen sulfida ini menyerang sistem syaraf pusat mengakibatkan kelumpuhan, ketidak-sadaran dan terganggunya pernapasan.

g.    Hidrogen Sianida (HCN)

Hidrogen sianida berbentuk gas, larutan atau garam-garam alkali seperti kalium sianida yang banyak dipergunakan dalam berbagai bentuk insektisida, rodentisida dan racun kabut (fumigasi). Belum pernah dijumpai adanya kasus keracunan yang kronis. Keracunan biasanya terjadi secara akut. HCN dalam bentuk gas atau cair dikenal sebagai racun yang mematikan.

Sebagai racun, HCN menyerang sistem antar sel dengan menghambat sistem oksidasi sitokhrom dalam sel-sel. Akibatnya oksigen tidak dapat bereaksi dengan haemoglobin untuk membentuk oksi-haemoglobin sehingga transpor oksigen terganggu, akibatnya oksigen tidak dapat dikirimkan ke jaringan-jaringan yang memerlukan. Pada saatnya, sistem syaraf pusat akan terkena dan melumpuhkan sistem pernafasan yang jika tidak tertolong akan menyebabkan kematian.

h.    Fenol (Asam Karbol)

Fenol (asam karbol), kresol atau dengan nama umum karbol, kreolin, dan sebagainya, banyak dipergunakan sehari-hari di rumah sebagai pembunuh hama (desinfektan) atau untuk menghilangkan bau. Larutan fenol dengan kepekatan 10 % sangat korosif terhadap kulit yang mengakibatkan nekrosis. Jika terserap ke dalam tubuh fenol berperan sebagai racun protoplasmik (sel-sel darah).

2.    Golongan Logam Berat

a.    Arsen (As)

Arsen banyak digunakan sebagai bahan campuran rodentisida, insektisida, herbisida, bahan cat dan lain-lain. Senyawa arsen organik banyak dipergunakan dalam pengobatan, misalnya neosalversan untuk pengobatan penyakit sifilis, patek, dan lain-lain. Bentuk keracunan berat oleh arsen adalah gastritis dan gastroenteritis yaitu radang lambung dan usus karena adanya kerusakan pembuluh-pembuluh darah oleh arsen yang terserap.

b.    Tembaga (Cu)

Beberapa jenis insektisida menggunakan tembaga sulfat. Senyawa dalam bentuk tembaga arsenit bersifat racun yang bahayanya sama dengan daya racun arsen. Keracunan akut dapat terjadi oleh garam tembaga, karena terjadinya iritasi oleh ion tembaga pada usus dan lambung.

c.    Merkuri (Hg)

Di alam, merkuri biasanya berbentuk  garam-garam raksa dan persenyawaan organik, yang pada suhu normal mudah menguap misalnya HgCl2, HgO, atau Hg2Cl2, Merkuri atau senyawanya sangat beracun bagi tubuh. Bahan tersebut masuk ke dalam tubuh berupa uap air raksa atau persenyawaannya, baik melalui pernapasan, terserap oleh kulit, atau saluran pencernaan. Kontak dengan kulit akan menimbulkan dermatitis lokal, tetapi jika jumlahnya cukup banyak karena kontak yang berulang-ulang akan terjadi efek yang sistemik (meluas).

d.    Timah (Pb)

Timah maupun bentuk khloridanya banyak dipergunakan dalam bidang industri. Karena timah merupakan logam yang tidak terpengaruh oleh udara, maka bahan ini banyak dipergunakan bahan pelapis tembaga atau besi agar tidak teroksidasi oleh udara, misalnya bahan-bahan  kayeng yang sebenarnya merupakan lembaran besi berlapis timah. Timah dalam segala bentuk bersifat racun bagi kesehatan tubuh dengan sifatnya yang kumulatif, tertimbun dalam berbagai organ tubuh, misalnya hati, ginjal dan lain-lain.

3.    Bahan-bahan Kimia Industri

a.    Barium (Ba)

Dalam gas asam berium terdapat pada beberapa jenis rodentisida. Jika termakan atau terminum, akan sangat beracun, menyebabkan muntah, diare, pendarahan pada usus atau ginjal. Jika mempengaruhi syaraf pusat dapat menimbulkan kejang-kejang.

Barium sulfat, tidak dapat larut dalam air sehingga mengurangi sifat racunnya. Dalam dunia kedokteran radiologi, berium sulfat dipergunakan untuk melapisi/melindungi saluran pencernaan dalam proses pembuatan foto sinar X. Karena bahan ini menyerap sinar X, hasil fotonya akan nampak lebih jelas.

b.    Benzen

Benzen dapat ditemukan pada cat, pelarut, larutan pembersih, vernis dan sirlak. Bahan ini bersifat iritan terhadap kulit dan selaput lendir.

c.    Borat, borax, asam borat

Borat banyak dipergunakan  dalam larutan antiseptis, baik dalam bentuk tepung, larutan (boorwater), atau salep (boorzalf) yang dipakai untuk pengobatan penyakit kulit. Disamping  sebagai antiseptik, borat dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

d.    Karbonmonoksida (CO)

Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini memiliki berat sama dengan berat udara, dan jika terbakar di udara akan berubah menjadi karbondioksida (CO2). Gas karbonmonoksida merupakan racun asphyxiant yang membentuk karboksihemoglobin dalam darah, sehingga haemoglobin tidak lagi dapat mengikat oksigen yang diperlukan jaringan atau mengangkut kabondioksida yang akan dibuang, akibatnya orang akan mati lemas. Gas ini merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari hidrokarbon, terdapat pada asap rokok, asap pembakaran kayu yang lembab, juga terbentuk pada peristiwa peledakan di pertambangan bawah tanah.

e.    Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida disebut juga asam karbonat,  atau juga es kering. Ini banyak dipergunakan pada mesin-mesin pendingin. Kerja racunnya adalah dengan menyerang alat-alat pernafasan menyebabkan asphyxia, dan meningkatkan penyerapan air oleh selaput lendir meningkatkan keasaman cairan lambung.

f.     Formaldehida (Formalin)

Formaldehida (formalin, oksimetilen) dapat berbentuk gas (HCHO) atau larutan. Formalin dalam bentuk cairan mengandung tidak kurang dari 37 % formaldehida dan sedikit metanol. Larutan formalin dipergunakan sebagai bahan antiseptik, untuk menghilangkan bau, sebagai bahan dalam fumigasi. Dalam bentuk fumigant baunya sangat merangsang dan dapat menyebabkan mati lemas (sesak napas, suffocation). Bahan ini dapat menimbulkan penekanan fungsi sel-sel dan menyebabkan kematian jaringan.

g.    Karosen (Minyak Tanah)

Kerosen, disebut juga parafinbakar atau minyak lampu. Kerosen diserap lambat oleh lambung, usus atau paru dan dikeluarkan melalui air seni dalam bentuk fenol. Gejala keracunannya dapat berupa euphoria (tertawa-tawa), rasa panas di dada, sakit kepala, kuping berdengung (tinnitus), mual, lesu, koma dan mati.

h.    Nitrat dan Nitrit ( , )

Nitrat dan Nitrit banyak dipergunakan untuk berbagai  keperluan, misalnya obat amil nitrit, nitro gliserin, natrium nitrit. Nitrit adalah hasil penguraian bahan organik oleh bakteri dalam keadaan aerobik pada pH mendekati netral. Kedua bentuk ini dalam darah akan mempengaruhi efektifitas fungsi haemoglobin dengan menciptakan methaemoglobin, kekurangan oksigen karena hemoglobin tak dapat melakukan pengiriman oksigen.

i.      Oksalat

Asam oksalat maupun garam-garamnya dipakai sebagai pengelantang karat dan larutan pembersih logam. Penampilannya mirip dengan garam epsom dan keduanya banyak didapatkan di rumah-rumah, sehingga memperbesar kemungkinan keracunan. Jika tertelan, asam maupun garam-garam oksalat dapat menyebabkan pengikisan selaput lendir usus dan lambung. Gejala keracunan nampak dalam waktu singkat (segera/mendadak) dan dalam beberapa menit dapat terjadi kematian karena radang dan “shock”. Gejala pertama keracunan otot adalah kejang-kejang otot atau kram serta depresi syaraf pusat.

j.      Terpentin

Terpentin banyak dipergunakan sebagai bahan obat gosok (liniment), vernis, cat, bahan pelarut dan sebagainya. Terpentin merupakan bahan yang bersifat iritan, dan cepat diserap melalui kulit, alat pernapasan dan usus. Kontak yang cukup lama dengan bahan ini dapat menyebabkan eksim basah disertai rasa gatal. Kulit berwarna kemerahan kadang-kadang bergelembung. Jika terhisap saluran pernapasan dapat menurunkan selera makan, pusing, sakit kepala, gastritis, kelelahan, kekacauan jiwa, bronchitis dan kelopak mata bengkak.

4.    Bahan Pestisida

a.    DDT (dikhloro-difenil-trikhloroetan)

DDT adalah insektisida  yang merupakan racun  golongan halogen yang sangat toksik. Penggunaan utamanya adalah untuk membunuh nyamuk. DDT sangat berbahaya bagi manusia.

b.    Dieldrin

Dieldrin memiliki kemurnian antara 60 % - 95 %, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan insektisida  lain. Dieldrin dipergunakan untuk membasmi serangga. Bahan ini diaplikasikan dalam bentuk bubuk atau dalam bentuk emulsi untuk disemprotkan dengan menggunakan bahan pelarut minyak, aerosol, dan sebagainya. Dieldrin, terutama dalam larutan minyak mudah terserap oleh kulit, selaput lendir pernapasan atau pencernaan.

Gejala keracunan nampak jika tertelan dieldrin dengan dosis sebanyak 10 miligram per kilogram berat badan. Racun bekerja dengan mempengaruhi syaraf pusat yang ditandai dengan kejang-kejang. Jika bahan ini terhirup berulang-ulang, misalnya pada orang yang melakukan penyemprotan, dapat terjadinya keracunan dengan gejala-gejala yang mirip gejala idiopathic epilepsy.

c.    Diazinon

         Diazinon adalah sejenis insektisida. Cara kerjanya adalah anticholinesterase. Dosis mematikan untuk manusia dewasa berkisar antara 10 sampai 25 gram. Walaupun diazinon dapat diserap melalui kulit dan saluran pernapasan, tetapi tidak menimbulkan efek penimbunan (kumulatif). Gejala-gejala keracunan diazinon adalah muntah, kejang perut, oedema paru, pernapasan cepat, denyut nadi cepat dan hipertensi. Odema paru inilah yang menjadi penyebab utama kematian.

d.    Endrin

Endrin juga termasuk sejenis insektisida. Bahan ini diserap oleh kulit, terlebih lagi jika bahan pelarutnya minyak. Endrin ini dapat tertimbun dalam jaringan lemak tubuh. Gejala keracunannya adalah nyeri lambung, mual, muntah, pusing, kejang-kejang seringkali disertai kegagalan pernapasan.

e.    Malathion

Bahan ini tergolong pada jenis insektisida. Cara kerja racunnya adalah dengan menghalangi fungsi enzim cholines-terase. Gejala keracunannya antara lain adalah hilangnya selera makan, sakit kepala, pusing dan lemah badan. Kadang-kadang penderita juga merasakan mual, keluar air mata, terjadi oedema paru, kegagalan jantung atau koma.

f.     Parathion

Parathion adalah sejenis insektisida dari golongan organofosfat. Bahan ini berwarna kuning kecoklatan, dalam tekanan rendah berupa uap, larut dalam air dan minyak tanah, kondisinya stabil dalam air, tetapi dapat dihidrolisis dalam suasana basa. Bahan parathion teknis (diperdagangkan), adalah bahan aktif berupa bubuk, yang dapat dilarutkan, dibuat emulsi atau aerosol. Bahan ini membunuh serangga dengan jalan kontak atau diaplikasikan sebagai umpan.

Bahan ini dapat tetap aktif sampai beberapa hari di atas daun-daunan atau buah-buahan. Karena sifat racunnya yang sangat toksik, parathion tidak dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Dosis yang mematikan untuk manusia dewasa adalah tiga sampai empat miligram per kilogram berat badan.

g.    Rotenon

Rotenon adalah sejenis insektisida yang sangat efektif untuk hama tanaman atau mamalia. Bahan ini diaplikasikan dalam bentuk debu atau kabut, secara tunggal atau dalam kombinasi dengan DDT atau insektisida lain.

Rotenon juga dipergunakan dalam dunia kedokteran sebagai obat luar untuk scabies, dengan kadar 2 % sebagai lotion dan 10 % dalam bentuk emulsi. Rotenon berdaya racun relatif rendah dan dapat dikatakan tidak terlalu berbahaya, karena biasanya kadarnya rendah (0,75 – 1 %), tidak stabil, bersifat merangsang lambung sehingga jika tertelan akan dimuntahkan kembali.

h.    Baygon

Baygon sangat efektif untuk nyamuk, lalat, kecoak dan sebagainya. Bahan ini adalah insektisida yang tergolong kelompok carbamate, dan sangat beracun bagi manusia jika termakan atau terminum. Efek kronis dapat terjadi karena penyerapan melalui kulit.

5.    Bahan Narkotika dan Obat Berbahaya

a.    Morfin

Morfin merupakan hasil olahan opium atau candu/papaver somniferrum). Dalam dunia kedokteran, morfin dipergunakan sebagai obat tidur atau untuk menghilangkan rasa sakit, mencegah shock akibat kecelakaan dan menghilangkan rasa cemas. Keracunan morfin terjadi karena pemberian atau pemakaian yang melebihi takaran, atau penyelahgunaan. Dalam dosis besar,  morfin menyebabkan penurunan kesadaran yang hebat dan dapat mengakibatkan kematian.

b.    Lysergide (LSD)

LSD merupakan golongan narkotika yang bersifat hallucinagenic dengan cara penggunaan disuntikkan atau diminum. Bagi pemakai bahan ini dapat menimbulkan provokasi perasaan, pikiran dan emosi, dapat berupa khayalan yang menyenangkan atau menakutkan.

c.    Alkohol

Alkohol yang diperdagangkan dapat berupa metanol, etanol dan butanol. Metanol diperoleh dari hasil penyulingan serbuk gergaji kayu sebagai bahan mentahnya, dan dalam proses itu dihasilkannya arang, asam asetat dan aseton. Whisky atau minuman beralkohol lainnya seperti vodka, mengandung 40 – 50 % alkohol, dibanding dengan bir yang hanya mengandung 2 – 6 %. Daya kerja alkohol ialah dengan melakukan depresi syaraf pusat. Dalam dosis kecil dapat menyebabkan pemakainya lemah cara berpikirnya, banyak bicara kemudian tertidur. Dalam dosis yang besar dapat menyebabkan rasa mual dan bicara tidak terkontrol (vertigo).

6.    Bahan Makanan

Dalam makanan seringkali terdapat senyawa kimia yang tidak mempunyai nilai gizi. Bahan-bahan seperti ini mungkin mengandung sifat-sifat yang tidak diinginkan, beracun, sehingga membahayakan konsumennya. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa keracunan akut, menahun atau adanya perubahan gen (mutagen). Secara umum senyawa-senyawa ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu senyawa beracun alamiah, senyawa beracun dari mikroba, serta senyawa beracun dari residu dan pencemaran.

a.    Senyawa Beracun Alamiah

Berbagai bahan makanan baik hewani maupun nabati, secara alamiah seringkali mengandung racun. Senyawa beracun yang bereaksi akut umumnya mudah diketahui masyarakat, seperti singkong (mengandung HCN), cendawan (muscarin), biji bengkoang (pakrizide), jengkol (asam jengkolat); adanya racun pada ikan buntal, pada kerang dan udang.

1)   Asam Sianida (HCN)

Glikosida cyanogenic yang terkandung dalam makanan merupakan makanan beracun potensial karena dapat terurai menjadi asam cyanida. Hidrogen cyanida sangat cepat terserap oleh saluran pencernaan dan beredar dalam saluran darah. Dosis kematian HCN adalah 0,5 – 3,5 mg per kg BB. Glikosida cyanogenic juga terdapat pada berbagai tanaman dengan nama berbeda, seperti amylgladin, misalnya pada biji almonis, aprikot, dan apel, linamarin pada biji kara (linabean).

2)   Kafein

Kafein merupakan alkaloid yang terdapat dalam teh, kopi, coklat, cola dan beberapa minuman lainnya. Kafein berfungsi sebagai stimulan. Kandungan kafein dalam teh lebih besar daripada kopi. Namun dalam pemakaiannya, orang lebih mencampur teh lebih encer daripada kopi.

3)   Mimosin

Mimosin lebih banyak dalam biji lamtoro atau petai cina (lencanea glanca) dan merupakan senyawa yang dicurigai sebagai penyebab rontoknya rambut pada hewan dan manusia. Hal ini diperkirakan karena hubungannya dengan retrogressi sel-sel partikel rambut.

 

4)   Asam Jengkolat

Racun asam jengkolat terdapat dalam biji jengkol (phiticolabium lobatum). Besar kecilnya kandungan zat ini tergantung pada varietas dan umur biji jengkol. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan adalah terbentuknya kristal asam jengkolat yang dapat menyumbat air seni. Pembentukan kristal asam jengkolat tergantung pada derajat pH air seni. Pada suasana asam, asam jengkolat mengkristal. Rumus kimia asam jengkolat adalah sebagai berikut:     

S  -  CH2  - CHNH2  - COOH

CH2SS  -  CH2  - CHNH2  - COOH

5)   Pakirizida

Biji bengkoang mempunyai racun yang bersifat narkotik pada syaraf pusat. Kematian terjadi karena kelumpuhan organ pernafasan. Biji ini juga dipakai orang untuk menangkap ikan.

b.    Senyawa Racun dari Mikroba

Mikroba yang dapat menghasilkan racun adalah bakteri Clostridium botulinum, Staphylococcus aureus, Pseudomonas cocovenenans) dan kapang/mikrotoksin (Aflavus, Penicillium sp.).

1)   Clostridium Botulinum

Zat racun dibuat oleh C.botulinum adalah botulinin, sedangkan peristiwa keracunannya disebut botulisme. Botulinin merupakan neurotoksin yang sangat berbahaya bagi manusia. Serangannya akut dan seringkali menyebabkan kematian. Botulinin merupakan molekul protein yang sangat toksik atau mikrogram saja sudah cukup untuk membunuh manusia. Karena merupakan protein, botulinin ini bersifat thermolabil dan dapat dinonaktifkan dengan pemanasan pada suhu 80oC selama 30 menit.

2)   Pseudomonas Cocovenenans

Zat yang diproduksi oleh P.Cocovenenans adalah toksoflavin dan asam bongkrek. Kedua zat beracun ini diproduksi dalam pembuatan tempe bongkrek. Toksoflavin (C7H7N5O2) merupakan pigmen berwarna kuning, bersifat fluoresen dan tahan terhadap oksidasi. Asam bongkrek (C26H38O7) merupakan asam trikarboksilat tidak jenuh. Asam bongkrek adalah racun yang bersifat sangat fatal yang merupakan penyebab kematian korban.

3)   Staphylococcus aureus

Zat racun yang dihasilkan mikroba ini disebut enterotoksin, karena dapat menyebabkan gastroenteritis. Zat ini dapat terbentuk dalam makanan karena pertumbuhan bakteri tersebut. Enterotoksin sangat tahan panas terutama terutama enterotoksin tipe B. Pemanasan yang lazim dilakukan sewaktu memasak tidak dapat netralisir racun ini. Namun keracunan enterotoksin jarang menimbulkan keracunan.

4)   Mikotoksin

Mikotoksin adalah racun yang dihasilkan oleh kapang (Mold atau jamur). Namun tidak semua jenis jamur memproduksi racun. Racun yang terbentuk terdifusi ke dalam makanan, sehingga dengan cara mengeruk jamur yang ada di permukaan suatu makanan tidak cukup untuk menghilangkan racunnya. Mikotoksin yang terkenal adalah aflatoksin. Aflatoksin ini diproduksi oleh aspergillus flavus dan digolongkan menjadi Aflatoksin B (fluoresen biru) dan aflatoksin G (fluoresen hijau) serta turunan-turunannya. Dari berbagai jenis Aflatoksin tersebut, Aflatoksin B1 adalah yang paling toksik dan bersifat karsinogenik pada hati.

c.    Senyawa Racun dari Residu dan Pencemaran

1)   Residu Pestisida

Pestisida, termasuk insektisida, fungisida, rodentisida dan sebagainya banyak dipergunakan sebagai upaya mengurangi kerusakan komoditi pangan baik di ladang maupun dalam penyimpanan. Pestisida yang diaplikasikan tersebut meninggalkan sejumlah residu pada bahan pangan sehingga dapat membahayakan konsumen. Karena itu pemakainya harus diawasi dan residu yang tertinggal tidak melebihi kadar toleransi yang telah ditentukan. Residu yang dijumpai pada hasil ternak, seperti daging, unggas, susu atau telur, adalah antibiotika, hormon, tranquillizer dan enzim. Bahan-bahan ini dipergunakan dalam rangka meningkatkan produksi.

 

2)   Merkuri

    Keracunan metil merkuri pernah terjadi karena orang memakan ikan berasal dari perairan yang tercemar oleh merkuri, seperti yang pernah terjadi di Minamata tahun 1953. Endapan merkuri berasal dari buangan industri diubah menjadi metil merkuri yang terlarut, oleh bakteri methanobacterium omelanskii yang banyak hidup dalam lumpur sungai.

3)   Nitrit

Nitrit sering dipergunakan sebagai bahan pengawet dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri. Proses curing adalah upaya untuk mempertahankan warna merah daging dengan membubuhkan senyawa natrium nitrit atau kalium nitrit, jika kadarnya melebihi batas dapat membahayakan konsumen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3 comments:

  1. Trima kasih atas materinya bu🙏

    ReplyDelete
  2. Izin promo ya Admin^^
    bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
    mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
    mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik
    ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~ :))

    ReplyDelete