Thursday, November 5, 2020

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

 

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (FOOD ADDITIVE)

Oleh: Marlyn M. Pandean, S.Pd., SKM., MPH

A. Definisi “Food Additive

FAO dan WHO (1956) dalam kongresnya di Roma menetapkan bahwa food additiveadalah bahan-bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit yaitu untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, atau memperpanjang masa simpan. Bahan-bahan yang sebelumnya tidak terdapat di dalam makanan tersebut dan sengaja ditambahkan untuk memperbaiki nilai gizinya misalnya vitamin-vitamin dan mineral tidak termasuk ke dalam “food additive”.

Vitamin dan mineral dapat digunakan sebagai “food additive” jika vitamin atau mineral tersebut sebelumnya telah ada di dalam makanan, hanya jumlahnya perlu ditambah.

Food Additive” yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak mengurangi zat-zat esensial di dalam makanan, dapat mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan, dan menarik bagi konsumen tetapi tidak merupakan suatu penipuan.

Food additive” yang tidak boleh digunakan diantaranya adalah yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : dapat merupakan penipuan bagi konsumen, menyembunyikan kesalahan dalam teknik penanganan atau pengolahan, dapat menurunkan nilai gizi makanan, atau jika tujuan dan penambahan “food additive” tersebut ke dalam makanan masih dapat digantikan oleh perlakuan-perlakuan lain yang praktis dan ekonomis.

Peraturan pemakaian bahan kimia sebagai “food additive” telah disusun dalam “food Chemical Codes” yang dikeluarkan pada tahun 1960 oleh “Food Protection Committee” dan  National Academy of Sciences Nation Research Council”, dan telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration).

a.  Macam-macam “Food Additive

Di Amerika “Food Protection Comittee(FPC) telah membagi food additives menjadi 12 golongan berdasarkan tujuan dan kegunaannya yaitu bahan pengawet, antioksidan, pengikat logam, “emulsifier”’ pengental, pemutih, buffer, zat pewarna, zat pemanis, nutrient suplement, flavoring agent dan food additive lainnya.yang tidak termasuk seperti tersebut di atas.

1.  Bahan Pengawet (Food Preservatives).

Bahan pengawet adalah bahan kimia yang dapat mempertahankan makanan terhadap serangan bakteri, ragi atau kapang.

Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak, atau makanan yang mudah ditumbuhi bakteri atau jamur misalnya produk daging, buah-buahan dan lain-lain.

Sebagai contoh misalnya natrium benzoat yang digunakan didalam minuman-minuman atau makanan yang asam. Natrium dan kalsium propionat untuk mencegah kapang di dalam roti dan kue-kue; asam sorbat yang digunakan di dalam keju untuk mencegah tumbuhnya kapang dan bahan-bahan yang mengandung khlor aktif yang berfungsi sebagai pembasmi mikroba pada pencucian buah-buahan dan sayur-sayuran.

Pertumbuhan bakteri dicegah atau dihambat tergantung dari jumlah pengawet yang ditambahkan dan juga pH (keasaman) dari makanan. Menurut pengamatan, pengawet hampir tidak aktif dalam suasana netral, dan aktivitasnya meningkat bila pH diturunkan.

Contoh :

(a)  Asam.

Asam dapat menurunkan pH makanan sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Asam dapat dibagi dalam 3 golongan :

1)    Asam alami, adalah asam organik misalnya asam tartarat dan asam dari buah-buahan misalnya asam sitrat.

2)    Asam yang dihasilkan melalui proses  fermentasi, misalnya asam laktat dan asam asetat.

3)    Asam-asam sintetik misalnya asam malat, asam fosfat dan asam adipat.

Disamping sebagai bahan pengawet asam juga digunakan untuk menambah rasa, untuk mengurangi rasa manis memperbaiki sifat koloidal dari makanan yang mengandung pektin, memperbaiki tekstur dari jeli dan selai, membantu ekstraksi pektin dan pigmen dari buah-buahan dan sayur-sayuran , menaikkan efektivitas benzoat sebagai bahan pengawet an lain-lainnya.

(b)   Benzoat.

Benzoat dan turun-turunannya dapat menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang. Asam benzoat, natrium benzoat, asam parahidrosibenzoat dan turunan-turunannya merupakan kristal putih yang dapat ditambahkan secara langsung ke dalam makanan atau dilarutkan terlebih dahulu di dalam air atau pelarut-pelarut lainnya. Asam benzoat kurang kelarutannya di dalam air, oleh karena itu lebih sering digunakan dalam bentuk garamnya yaitu natrium benzoat.

Benzoat lebih efektif digunakan dalam makanan-makanan yang asam sehingga banyak digunakan sebagai pengawet di dalam sari buah-buahan, jeli, sirup dan makanan lainnya yang mempunyai pH rendah.

Asam Benzoat serta garamnya dan Ester p-Hidroksi Benzoat efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri, ragi dan jamur.Bahan-bahan ini digunakan sebagai pengawet produk buah-buahan , minuman ringan, sirup dan kecap.Asam benzoat dan garamnya, jumlah yang digunakan 500 mg/kg – 1 g/kg.Ester p-Hidroksi Benzoat biasanya digunakan dalam bentuk campuran yaitu Metil paraban dan Etil paraban. Pada umumnya jumlah yang digunakan 200 mg/kg – 500 mg/kg.

Natrium benzoat larut baik dalam air jika dibandingkan dengan asam benzoat dan penggunaan sebagai pengawet sebagian besar adalah bentuk garam.Natrium benzoat bekerja efektif dalam suasana asam terutama pada pH-4 atau lebih kecil (2,5 – 4,0). Menurut pengamatan benzoat hampir 100 kali lebih aktif dalam suasana asam jika dibandingkan dengan suasana netral.

Ester asam p hidroksi benzoat.

Menurut beberapa laporan dalam suasana netral dan sedikit asam daya kerjanya lebih besar jika dibandingkan dengan benzoat. Ester metil dan propil dapat digunakan sebagai pengawet makanan dalam konsentrasi maksimum 0.1 % dan aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh pH serta menghambat pertumbuhan sejumlah bakteri, jamur dan ragi yang dapat merusak makanan

 

(c)   Asam Sorbat serta garamnya efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur dan ragi.

Dapat digunakan misalnya pada produk roti dan buah kering dengan jumlah 250 mg/kg – 1 g/kg. Asam sorbat dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri, biasa digunakan dengan kadar 0,01 – 0,1 % dalam permen, sirup, acar, margarine, kue, buah-buahan, jus buah-buahan, sayuran segar, dan minuman yang mengandung karbon dioksida. Sangat efektif pada pH = 5 atau lebih kecil. Asam Sorbat dapat mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri dengan cara meng-inaktifkan enzim dehidrogenase yang diperlukan oleh mikroba tersebut untuk metabolisme karbohidrat dan asam-asam lemak. Asam sorbat, kalium sorbat atau natrium sorbat biasanya sering digunakan di dalam makanan untuk mencegah pertumbuhan kapang.

Jumlah asam sorbat yang digunakan misalnya 0,2 persen untuk bermacam-macam keju, 0,1 persen untuk kue-kue, 0,025 – 0,1 persen untuk acar, 0,02 persen untuk sari buah anggur, 0,025 – 0,50 persen untuk minuman ringan, 0,1 – 0,15 persen untuk coklat atau sirup, dan 0,05 – 0,1 persen untuk ikan yang diasap atau digarami.

(d)  Asam propionat dan garam propionat.

Kebanyakan senyawa propionat digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur, misalnya pembuatan roti, Natrium propionat banyak digunakan dalam industri roti sebagai penghambat pertumbuhan jamur dan bakteri, juga dapat digunakan pada pembuatan kue. Kalsium propionat juga digunakan dalam industri roti, tapi tidak digunakan dalam industri kue lainnya

Asam propionat efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur. Asam Propionat biasa digunakan sebagai pengawet pada roti dengan kadar 2 g/kg adonan roti.

(e)    Nitrit

Nitrit dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada ikan, tetapi nitrit hanya efektif jika daging ikan tersebut mempunyai pH di bawah 6,4. Mekanisme nitrit sebagai bahan pengawet belum dapat diketahui dengan pasti.

Nitrit juga sering digunakan pada ‘curing” daging yaitu untuk mempertahankan warna merah dari daging. Jumlah nitrit yang digunakan biasanya 200 ppm yaitu berupa natrium dan kalium nitrit. Perubahan warna daging secara kimia sangat kompleks. Pigmen dalam otot daging terdiri dari protein yang disebut mioglobin yang mempunyai warna ungu kemerahan. Mioglobin dengan oksigen akan membentuk oksimioglobin yang berwarna merah terang, jadi daging segar jika dipotong mula-mula akan berwarna ungu, tetapi permukaannya akan berubah segera menjadi merah terang jika kena udara. Bagian permukaan lebih merah dari pada bagian dalam karena bagian dalam daging kurang mendapat oksigen. Warna merah terang oksimioglobin tidak stabil, dan dengan oksidasi yang berlebihan akan berubah menjadi metmioglobin yang berwarna coklat. Tetapi daging yang mengalami “curing”  dengan nitrit atau nitrat akan merah dan selama pemasakan warna tetap merah. Oleh karena oksigen dapat menyebabkan warna daging menjadi coklat yang disebabkan perubahan nitric oxide Mioglobin (merah) menjadi metmioglobin (coklat), maka sebaiknya “meat curing” dilakukan dalam keadaan dengan tekanan udara rendah.

Oleh karena jumlah nitrit yang berlebihan (lebih dari 200 ppm) dapat menyebabkan keracunan, maka pada “curing” daging biasanya digunakan campuran nitrit dan nitrat, dimana nitrat tersebut akan diubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah nitrit di dalam daging tidak berlebihan. Bakteri yang efektif untuk mengubah nitrat menjadi nitrit di dalam “curing”daging misalnya Micrococcus auranticus.

(f)     Sulfur Dioksida(SO2)

Sari buah-buahan atau makanan lain yang bersifat asam (pH rendah) dapat diawetkan dengan menambah SO2. Jumlah SO2 yang digunakan untuk sari buah-buahan adalah 350 – 600 ppm. Sulfur dioksida juga dapat digunakan untuk mencuci alat-alat yang digunakan dalam pembuatan anggur atau cuka dengan kadar 50 – 75 ppm. Pada pembuatan anggur atau cuka, SO2 ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan kapang, ragi dan kadang-kadang bakteri selama penyimpanan.

(g)    Antibiotika

Antibiotika seperti Khlortetrasiklin dan Oksitetrasiklinbiasanya digunakan untuk mengawetkan daging ayam atau ikan. Antibiotika akan hancur selama pemanasan, oleh karena itu antibiotika biasanya digunakan untuk mengawetkan daging ayam atau ikan yang langsung akan dibekukan dalam keadaan mentah. Pada bahan mentah yang dibekukan dengan penambahan antibiotika penting pula ditambahkan bahan-bahan yang di dalam air bersifat koloidal misalnya CMC (carboxymethyl cellulose) atau karagenan, supaya penyebaran antibiotika di dalam es dapat merata. Kadar antibiotika yang digunakan biasanya 7 ppm.

(h)   Bahan fumigasi misalnya etilena oksida dan etil formiat juga termasuk bahan pengawet yaitu menghilangkan hama dari bumbu-bumbuan, kacang-kacangan dan buah-buahan kering. Bahan yang dapat mencegah terjadinya warna coklat (browning) pada buah-buahan dan sayur-sayuran juga termasuk dalam bahan pengawet.

(i)   Antikempal

Antikempal adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah mengempalnya makanan yang berupa serbuk. Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang berbentuk serbuk, misalnya garam meja, merica bubuk dan bumbu lainnya, agar makanan tersebut tidak mengempal dan mudah dituang dari wadahnya.

Contoh :

(1)Kalsium aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, silikon dioksida dipakai sebagai antikempal pada garam meja, merica dan rempah atau bumbu lainnya.

(2)   Garam-garam stearat dan tri kalsium fosfat pada gula, kaldu dan susu bubuk.

(3)   Pengasam, penetral dan pendapar

      Pengasam, penetral dan pendapar adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Tujuan penambahan bahan makanan ini umumnya untuk memperbaiki dan mempertahankan keasaman makanan hingga mempunyai rasa yang diinginkan atau untuk meningkatkan kestabilan makanan.

2.  Antioksidan

Antioksidan adalah bahan tambahan makanan yang digunakan untuk melindungi/mencegah/menghambat makanan dari terjadinya proses oksidasi. Antioksidan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah oksidasi lemak, misalnya digunakan pada bahan pangan yang akan digoreng, makanan dari biji-bijian, dan makanan-makanan lain yang mengandung banyak lemak dan mudah tengik. Antioksidan biasanya digunakan pada minyak, lemak dan makanan yang mengandung lemak dan minyak, misalnya produk ikan dan daging. Dapat juga digunakan pada produk buah dan sari buah dalam kaleng.

Contoh :

(a)   Asam Askorbat dan Asam Eritorbat beserta garamnya digunakan sebagai antioksidan pada produk daging dan ikan serta buah-buahan dari sari buah kalengan.

(b)   Butilhidroksianisol (BHA) atau Butilhidroksitoluen (BHT) biasa dipakai sebagai antioksidan pada lemak, minyak dan margarin.

       Contoh antioksidan misalnya butilated hidroxyanisol (BHA), butylated hidroxy-toluena (BHT), propil galat. Sulfur dioksida selain berfungsi sebagai bahan pengawet juga digunakan sebagai antioksidan.

Adanya panas dapat merangsang atau menstimulir reaksi oksidasi. Semakin tinggi suhu, kecepatan oksidasi akan semakin bertambah. Sinar juga dapat mempercepat oksidasi. Sinar ultra-violet lebih aktif dalam mempercepat oksidasi dari pada sinar-sinar tampak (visible light) karena sinar ultra-violet mempunyai panjang gelombang yang lebih kecil sehinggaenerginya lebih besar.

Beberapa zat kimia seperti ozon, peroksida, serta logam-logam tertentu terutama tembaga, besi dan garam-garamnya juga dapat mempercepat oksidasi lemak. Beberapa enzim tertentu misalnya lipoksidase juga dapat bertindak sebagai katalis dalam reaksi oksidasi, dimana enzim ini dapat terus aktif sampai di bawah suhu pembekuan.

Kecepatan oksidasi lemak tergantung dari jenis asam lemaknya, adanya antioksidan, adanya feroksidan (katalis) dan faktor-faktor lainnya.

Antioksidan adalah senyawa yang biasanya mengandung orto atau paradifenol. Seperti telah disebutkan sebelumnya, beberapa antioksidan yang biasa digunakan di dalam makanan adalah BHA, BHT, NDGA, propil galat, 2,4,5, trihidroksi butirophenon dan lain-lain.

Asam askorbat adalah antioksidan yang sekarang telah dapat dihasilkan secara sintetik. Asam askorbat atau vitamin C ini biasanya ditambahkan ke dalam daging sebagai antioksidan, tetapi tidak akan menambah nilai vitaminnya karena asam askorbat akan rusak oleh pemanasan.

Beberapa antioksidan alam yang terdapat di dalam makanan-makanan (tocopherol), dan beberapa asam amino yang mengandung sulfur.

3.  Pengikat Logam (Sequestrant, Chelating Agents)

Sequestrantadalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan sehingga memantapkan warna dan tekstur makanan, atau mencegah perubahan warna makanan. Sequestrantdapat mengikat logam-logam seperti besi dan tembaga sehingga membebaskan makanan dari logam-logam tersebut. Logam-logam ini merupakan katalisator oksidasi sehingga dapat menyebabkan reaksi-reaksi perubahan warna yang tidak diinginkan. Contoh dari sequestrant misalnya Asam fosfat, untuk produk kepiting kalengan (5 g/kg), serta lemak dan minyak makan (100 mg/kg). Kalsium dinatrium edeta (EDTA= Etylen Diamine Tetraacetic Acid)untuk udang kalengan (250 mg/kg), jamur kalengan (200 mg/kg), dan potongan kentang goreng beku (100 mg/kg);, polifosfat dan asam sitrat.

4.  Emulsifier, pemantap.

Emusifier adalah bahan yang digunakan untuk menstabilkan emulsi (lemak), misalnya campuran minyak dan air, campuran gas dengan bahan cair, atau campuran gas dengan bahan padat. Contoh“emulsifier” adalah lechitin,asam-asam lemak dan turunannya, asam empedu dan “emulsifier buatan” seperti modo dandigliserida.

Fungsinya untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak terpisah antara bagian lemak dan air. Bahan makanan yang biasanya menggunakan BTM ini adalah es krim, es puter, saus sardin, jem, jeli, sirup dan lain-lain.

Contoh :

(a)  Agar, untuk sardin dan sejenisnya (20 g/kg), es krim, es puter dan sejenisnya (10 g/kg), keju (8 g/kg).

(b)  Dekstrin, untuk es krim, es puter dan sejenisnya (30 g/kg), yogurt (10 g/kg).

 

5.  Pengental (Thickener)

          Bahan-bahan yang termasuk ke dalam pengental diantaranya adalah gum, pati, dekstrin, turunan-turunan dari protein dan bahan-bahan lainnya yang dapat menstabilkan memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampur dengan air untuk membentuk kekentalan tertentu atau gel pada beberapa makanan misalnya saus selada, susu coklat, jeli, puding dan sebagainya adalah makanan yang mengandung bahan pengental misalnya gum arabik, CMC (carboxymethyl cellulose), pektin, amilosa, gelatin dan lain-lainnya.

6.  Pemutih (Bleaching Agents) dan “Starch Modifier”.

Tepung yang masih baru biasanya berwarna agak kekuning-kuningan. Warna ini dapat diperbaiki secara perlahan-lahan selama penyimpanan, misalnya dengan cara menambahkan bahan pemutih seperti benzoil peroksida,oksida-oksida nitrogen, khlor dioksida dan komponen-komponen khlor lainnya, yang masing-masing dapat mengubah warna kuning tepung menjadi putih. Bahan pemutih lainnya misalkan hidrogen peroksida,bromat, dan iodat. Hidrogen peroksida dapat digunakan untuk memutihkan warna susu yang digunakan untuk membuat keju.

Starch Modifier” adalah bahan yang dapat mengoksidasi pati menjadi bahan-bahan yang larut dalam air, misalnya yang sering digunakan adalah natrium hipokhlorit.

Bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pematangannya.

Contoh :

(a)   Asam ascorbat untuk tepung dengan kadar 200 mg/kg.

(b)   Kalium bromat untuk tepung dengan kadar 150 mg/kg.

7.  Buffer (Pengatur keasaman,  alkali)

Buffer digunakan untuk menyesuaikan dan mendapatkan pH makanan yang diinginkan. Asam yang digunakan dapat diperoleh dari asam organik di dalam buah-buahan secara fermentasi atau dibuat secara sintetik. Buffer adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Tujuan penambahan bahan tambahan makanan ini umumnya untuk memperbaiki dan mempertahankan keasaman makanan hingga mempunyai rasa yang diinginkan atau untuk meningkatkan kestabilan makanan.

8.  Zat Pewarna (Coloring Agent)

Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan pewarna pada makanan dimaksudkan untuk memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan, atau untuk memberi warna pada makanan yang tidak berwarena agar kelihatan lebih menarik.

Pewarna digolongkan menjadi pewarna alam dan pewarna sintetik. Pewarna alam lebih aman dari pewarna sintetik. Makanan yang sering diberi pewarna adalah sirop, minuman ringan dan permen.

Contoh :

(a)   Karmin, Ponceau 4 R dan Eritrosin untuk memberikan warna merah.

(b)   Biru berlian dan Indigotin untuk memberikan warna biru.

(c)   Klorofil, Hijau FCF dan Hijau S untuk memberikan warna hijau.

(d)   Kurkumin, Karoten, Kuning FCF, Kuning Kuinolin dan Tartrazin untuk memberikan warna kuning, dan

(e)   Karamel untuk memberikan warna coklat.

Zat pewarna ditambahkan kedalam makanan bertujuan untuk menarik selera dan keinginan konsumen. Zat-zat pewarna alam sering digunakan misalkan karoten, kunyit dan daun-daunan (daun pandan). Dibandingkan dengan bahan pewarna alam, maka bahan pewarna buatan mempunyai banyak kelebihan yaitu dalam hal aneka ragam warnanya, keseragaman warna, kestabilan warna dan penyimpanannya lebih mudah dan lebih tahan lama. Selain dari pada itu bahan pewarna alam biasanya mempunyai warna yang jarang sesuai dengan warna yang diinginkan. Zat-zat pewarna lainnya misalnya “carbon black” yang memberikan warna hitam dan titanium oksida untuk memberikan warna putih secara intensif.

9.  Zat Pemanis bukan gula (Sweetener)

Zat pemanis yang dimaksudkan di sini adalah zat pemanis yang tidak menghasilkan kalori, misalkan sakarin serta natrium, kalsium, magnesium dan kalium siklamat. Bahan-bahan ini biasanya ditambahkan kedalam minuman-minuman penyegar, buah-buahan kaleng dan lain-lainnya. Zat pemanis ini juga menolong orang-orang yang tidak boleh makan gula. Beberapa zat pemanis yang baru ditemukan mempunyai rasa manis kira-kira 10-3000 kali dari sukrosa per satuan berat.

Pemanis buatan, adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan  rasa manis pada makanan yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Biasanya digunakan pada makanan yang ditujukan kepada penderita diabetes melitus atau untuk makanan diet.

Contoh : Sakarin dan Siklamat serta garamnya dapat digunakan sebagai pemanis buatan pada jenis makanan tertentu sebagai makanan berkalori rendah atau makanan untuk penderita diabetes.

Sakarin kemanisannya : 300 x gula dan siklamat 30 x gula. Sakarin dan siklamat sering digunakan dalam bentuk campuran, misalnya 1 bagian sakarin dicampur dengan 12 bagian siklamat.

10. Nutrient Supplements

Nutrient supplements” adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk menambah zat-zat gizi yang telah ada di dalam makanan tersebut, misalkan vitamin-vitamin dan mineral. Sebagai contoh adalah penambahan vitamin D ke dalam susu, penambahan vitamin B, besi dan kalsium ke dalam hasil pengolahan biji-bijian, penambahan vitamin A kedalam margarin dan vitamin C ke dalam sari buah-buahan. Beberapa asam amino juga dapat dimasukkan ke dalam golongan ini, misalnya penambahan lysine ke dalam tepung gandum.

11.   Flavoring Agents(penyedap rasa)

Flavouring agents dapat diperoleh dari alam atau dibuat secara sintetik. Flavoring agents alami misalkan bumbu-bumbuan. Flavoring Agents buatan misalnya benzaldehida yang mempunyai cita rasa seperti lobi-lobi atau ceri, etil butirat dengan cita rasa buah nenas, metil antranilat  seperti buah anggur dan amil-asetat seperti buah pisang ambon.

Bahan-bahan yang tidak mempunyai cita rasa tetapi dapat mengaktifkan timbulnya cita rasa dari komponen-komponen yang terdapat di dalam suatu makanan termasuk ke dalam “taste enhancer”(penegas rasa), misalnya monosodium glutamat (MSG).Vetsin adalah salah satu preparat MSG komersiil. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Penyedap rasa dan aroma biasanya diperdagangkan dalam bentuk campuran, yang bila digunakan memberikan rasa dan aroma tertentu. Bahan ini sering ditambahkan pada permen, minuman ringan serta kue dan biskuit. Penguat rasa bila ditambahkan pada makanan akan meningkatkan rasa yang sudah ada pada makanan tersebut, misalnya MSG biasa ditambahkan pada produk daging setiap 1 kg makanan sudah meningkatkan rasa gurih pada makanan tersebut.

12.   Lain-lain.

Bahan-bahan tambahan lainnya yang tidak termasuk golongan food additives seperti telah disebutkan di atas, dapat digolongkan dalam miscelleneous additives misalnya pengaktif rasa yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ragi di dalam roti yaitu amonium sulfat, bahan pengeras (firming agent) untuk buah-buahan dan sayur-sayuran misalnya kalsium klorida. “anticaking agent”, misalnya kalsium fosfat, bahan penjernih (clarifying agent) seperti  bentonite untuk minuman anggur, “meat curing agent” misalnya natrium nitrat/nitrit pada pembuatan kornet dan lain-lainnya.💪👍

 

 

 

 

1 comment:

  1. Izin promo ya Admin^^

    Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
    minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
    - Telkomsel
    - XL axiata
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)

    ReplyDelete