Monday, August 24, 2020

Toksikologi Lingkungan (Bagian 5)

 

TOKSISITAS DARI ZAT BIASANYA TERGANTUNG PADA FAKTOR-FAKTOR BERIKUT:

-     Bentuk dan sifat bahan kimia.

-     Dosis, terutama hubungan dosis-waktu.

-     Rute paparan.

-     Jenis.

-     Tahap kehidupan, seperti bayi, dewasa, atau lansia.

-     Jenis kelamin.

-     Kemampuan untuk diserap.

-     Metabolisme.

-     Distribusi dalam tubuh.

-     Pengeluaran.

-     Kesehatan individu, termasuk fungsi organ, individu dan kehamilan yang melibatkan perubahan fisiologis yang dapat mempengaruhi toksisitas.

-     Status nutrisi.

-     Adanya bahan kimia yang lain.

-     Ritme sirkadian (waktu diberikannya obat atau zat lain).

FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN BAHAN KIMIA

BENTUK DAN SIFAT BAHAN KIMIA

      Bentuk dari zat atau substansi mungkin memiliki dampak yang besar terhadap keracunan terutama untuk elemen logam, juga disebut logam berat. Misalnya, toksisitas uap merkuri sangat berbeda dari metil merkuri. Contoh lain adalah kromium. Cr3+ relatif tidak beracun sedangkan Cr6 + menyebabkan kulit atau hidung korosi dan kanker paru-paru. Aktivitas kimiawi bawaan dari  zat juga sangat bervariasi. Beberapa zat dapat dengan cepat merusak sel-sel yang menyebabkan kematian sel segera. Lainnya perlahan-lahan mengganggu  fungsi sel. Sebagai contoh:

-     Hidrogen sianida mengikat enzim sitokrom oksidase mengakibatkan hipoksia seluler dan kematian yang cepat.

-     Nikotin berikatan dengan reseptor kolinergik dalam sistem saraf pusat (SSP) mengubah konduksi saraf dan merangsang timbulnya kelumpuhan secara bertahap.

DOSIS

      Dosis adalah faktor yang paling penting dan kritis dalam menentukan apakah suatu zat akan menjadi racun akut atau racun kronis. Hampir semua bahan kimia dapat menjadi racun akut jika dosis yang cukup besar diberikan. Seringkali untuk toksisitas akut dan kronis mekanismenya berbeda terhadap organ target dan toksisitasnya. Contohnya adalah:

 

Racun

Toksisitas akut

Efek Racun Kronis

Etanol

Depresi CNS

Sirosis hati (Liver)

Arsenik

Kerusakan gastrointestinal

Kanker kulit/hati

            Tabel 6. Contoh toksisitas akut dan kronis

RUTE PAPARAN (Exposure Route)

      Rute paparan adalah cara seorang individu  kontak dengan zat beracun, penting dalam menentukan toksisitas. Beberapa bahan kimia mungkin sangat beracun oleh satu rute tetapi pada orang lain tidak.

Dua alasan utama perbedaan dalam penyerapan dan distribusi di dalam tubuh. Sebagai contoh:

-     Bahan kimia tertelan, ketika diserap dalam usus, didistribusikan dahulu ke hati dan dapat segera didetoksifikasi.

-     Racun inhalasi segera memasuki sirkulasi darah umum dan dapat didistribusikan ke seluruh tubuh sebelum didetoksifikasi oleh hati.

Organ target  yang berbeda sering dipengaruhi oleh rute yang berbeda dari paparan.

               Gambar 29. Penyerapan

         (Sumber Gambar: ORAU, ©)

             Gambar 30. Inhalasi

             (Sumber Gambar: ORAU, ©)

 

PENYERAPAN

      Kemampuan diserap adalah penting untuk sistem toksisitas. Beberapa bahan kimia mudah diserap dan yang lain sulit diserap dengan baik. Misalnya, hampir semua alkohol sangat mudah diserap ketika dicerna, sedangkan sebagian besar polimer hampir tidak bisa diserap. Taraf dan tingkat absorpsi sangat bervariasi tergantung pada bentuk kimia dan rute paparannya. Sebagai contoh:

-     Etanol mudah diserap oleh saluran pencernaan tetapi sulit diserap melalui kulit.

-     Merkuri organik mudah diserap dari saluran pencernaan; Sulfat Timbal anorganik  tidak mudah diserap.

FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN ORGANISME

JENIS ORGANISME

      Respon beracun secara substansial dapat bervariasi tergantung pada spesiesnya. Sebagian besar perbedaan antara spesies disebabkan oleh perbedaan  metabolisme. Yang lain mungkin disebabkan oleh perbedaan anatomis atau fisiologis. Sebagai contoh, tikus tidak bisa muntah dan mengeluarkan racun atau lebih mudah terjadi   iritasi parah, sedangkan manusia dan anjing bisa muntah.

TOKSISITAS SELEKTIF  mengacu pada perbedaan spesies dalam toksisitas antara dua spesies yang terpapar secara bersamaan. Ini adalah dasar untuk efektivitas pestisida dan obat-obatan. Sebagai contoh:

-     Insektisida bersifat mematikan bagi serangga tetapi relatif tidak beracun pada hewan.

-     Antibiotik bersifat toksik bagi mikroorganisme, sementara hampir tidak beracun pada manusia.

TAHAP KEHIDUPAN

      Usia atau tahap kehidupan seseorang mungkin penting dalam menentukan responsnya terhadap racun. Beberapa bahan kimia lebih beracun bagi bayi atau lansia daripada orang dewasa.

Sebagai contoh:

-     Parathion lebih beracun pada hewan muda.

-     Nitrosamin lebih karsinogenik pada hewan yang baru lahir atau muda.

 

Gambar 31. Tahap kehidupan individu dapat mempengaruhi responnya  

                    terhadap racun (Sumber Gambar: Foto iStock, ©)

 

 

JENIS KELAMIN

      Jenis Kelamin (Gender) dapat memainkan peran besar dalam mempengaruhi toksisitas. Perbedaan fisiologis antara pria dan wanita, termasuk perbedaan dalam  farmakokinetik dan farmakodinamik yang dapat mempengaruhi aktivitas obat.

Dibandingkan dengan laki-laki Farmakokinetik pada tubuh wanita umumnya dapat dipengaruhi oleh berat badannya yang lebih rendah, motilitas gastrointestinal lebih lambat, aktivitas enzim usus yang lebih rendah, dan fungsi ginjal lebih lambat (laju filtrasi glomerulus). Pengosongan lambung yang tertunda pada wanita dapat menyebabkan kebutuhan interval yang panjang antara makan dan minum obat yang membutuhkan penyerapan pada perut kosong. Juga ada perbedaan fisiologis lainnya antara pria dan wanita. Pembersihan ginjal yang lebih  lambat pada wanita, misalnya, dapat mengakibatkan kebutuhan untuk penyesuaian dosis obat-obatan seperti digoxin yang diekskresikan melalui ginjal.

Secara umum, perbedaan farmakodinamik beberapa obat, seperti beta blockers, opioid, dan beberapa antipsikotik antara wanita dan pria termasuk sensitivitas/kepekaan dan peningkatan efektivitas, lebih besar pada wanita.

Studi pada hewan juga telah mengidentifikasi perbedaan terkait gender. Sebagai contoh:

-     Tikus jantan 10 kali lebih sensitif dari tikus betina terhadap kerusakan hati akibat DDT.

-     Tikus betina dua kali lebih sensitif terhadap parathion seperti halnya tikus jantan.

Gambar 32. Simbol gender (jenis kelamin) untuk wanita (kiri) dan pria 

                    (kanan) (Sumber Gambar: Foto iStock, ©)

 

METABOLISME

      Metabolisme, dikenal juga sebagai biotransformasi, adalah konversi bahan kimia dari satu bentuk ke bentuk lainnya oleh organisme biologis. Metabolisme adalah faktor utama dalam menentukan toksisitas. Produk metabolisme dikenal sebagai metabolit. Ada dua jenis metabolisme:

1.    Detoksifikasi

2.    Bioaktivasi

Dalam DETOKSIFIKASI, xenobiotik  diubah menjadi bentuk yang kurang beracun. Ini adalah mekanisme pertahanan alamiah organisme. Umumnya, detoksifikasi mengubah senyawa yang larut dalam lemak menjadi senyawa polar.

Dalam BIOAKTIVASI,  xenobiotik diubah menjadi bentuk yang lebih reaktif atau beracun. Sitokrom P-450 (CYP450) adalah contoh jalur enzim yang digunakan untuk memetabolisme obat. Pada lansia, metabolisme  obat CYP450 seperti fenitoin dan carbamazepine dapat menurun. Oleh karena itu, efek dari obat tersebut mungkin kurang jelas. Metabolisme CYP450 juga dapat dihambat oleh banyak obat. Risiko toksisitas dapat ditingkatkan jika obat CYP450 enzim-menghambat/inhibiting diberikan dengan satu yang bergantung pada jalur untuk metabolisme.

      Ternyata mikrobiota usus dapat berdampak toksisitas obat dan bahan kimia lainnya. Misalnya, mikroba usus dapat memetabolisme beberapa bahan kimia di lingkungan dan metabolisme yang bergantung pada bakteri dari beberapa bahan kimia dapat memodulasi toksisitasnya. Juga, bahan kimia di lingkungan dapat mengubah komposisi dan/atau aktivitas metabolisme dari bakteri gastrointestinal, sehingga berkontribusi secara bermakna untuk membentuk microbioma individu. Studi tentang perubahan ini adalah bidang toksikologi yang baru muncul.

DISTRIBUSI DI DALAM TUBUH

      Distribusi racun dan metabolit beracun pada seluruh tubuh pada akhirnya akan menentukan bagian mana toksisitas itu terjadi. Suatu penentu utama apakah racun yang akan merusak sel  adalah racun yang larut dalam lemak. Jika racun ini larut dalam lemak, itu mudah menembus membran sel. Banyak racun yang disimpan di dalam tubuh. Jaringan lemak, hati, ginjal, dan tulang adalah tempat penyimpanan racun yang paling umum. Darah berfungsi sebagai jalan utama untuk distribusi racun. Getah bening (Limfa) juga mendistribusikan beberapa bahan beracun.

PENGELUARAN/EKSKRESI

      Bagian yang dilalui dan laju ekskresi racun merupakan faktor utama yang mempengaruhi toksisitas xenobiotik.  Ginjal adalah organ ekskretoris utama, diikuti oleh saluran pencernaan, dan paru-paru (untuk gas). Xenobiotik juga dapat diekskresikan dalam keringat, air mata, dan susu. Sejumlah besar serum darah disaring melalui ginjal. Racun yang larut dalam lemak yang diserap (direabsopsi)  dan terkonsentrasi dalam sel ginjal. Kerusakan fungsi ginjal menyebabkan lebih lambat membersihkan dari racun dan meningkatkan potensi beracun. Ginjal akan mengalami beban yang berat.

STATUS KESEHATAN

      Kesehatan individu atau organisme dapat memainkan peran utama dalam menentukan tingkat dan jenis potensi toksisitas. Sebagai contoh, seorang individu mungkin memiliki penyakit ginjal atau hati yang sudah ada sebelumnya. Kondisi tertentu, seperti kehamilan, juga berhubungan dengan perubahan fisiologis pada fungsi ginjal yang dapat mempengaruhi toksisitas.

 

STATUS NUTRISI/GIZI

      Diet (status gizi) dapat menjadi faktor utama dalam menentukan siapa yang tidak atau tidak akan mengembangkan toksisitas. Sebagai contoh:

-     Konsumsi ikan yang telah menyerap merkuri dari air yang terkontaminasi dapat mengakibatkan keracunan merkuri; antagonis untuk toksisitas merkuri adalah nutrisi selenium.

-     Beberapa sayuran dapat menumpuk (mengakumulasi) Cadmium dari tanah yang terkontaminasi; antagonis (menurunkan toksisitas) untuk toksisitas kadmium adalah nutrisi seng.

-     Grapefruit mengandung zat yang menghambat jalur detoksifikasi obat P450, membuat beberapa obat menjadi lebih toksik.

RITME CIRCADIAN

      Ritme sirkadian dapat berperan dalam toksisitas. Contohnya, tikus yang diberikan obat imunosupresif memiliki toksisitas berat dalam usus mereka 7 jam setelah onset ringan (serapan cahaya) dibandingkan dengan kontrol dan waktu yang lain dalam sehari. Tikus memiliki perubahan aktivitas enzim pencernaan dan indikator fisiologis lainnya pada saat pemberian dosis ini.

50 comments:

  1. Terima kasih ibu atas materinya🙏
    Nama : Veren Solang
    Nim : 711335119056
    Prodi : DIV semester 3

    ReplyDelete
  2. Terima kasih ibu atas materinya🙏
    Nama : I Wayan Aditya Aryaweda
    Nim : 711335119002
    Prodi : DIV semester 3

    ReplyDelete
  3. Terimakasih ibu atas Materinya
    Nama: Andreas David Pakasi
    NIM : 711335119012
    Prodi D-IV Kesehatan Lingkungan Semester III

    ReplyDelete

  4. Terimakasih bu atas materinya🙏
    Nama : Juan Geraldy Tenga
    Nim : 711335119033
    D-IV Kesehatan Lingkungan
    Sem 3

    ReplyDelete
  5. Terima kasih atas materinya ibu🙏🙏
    Nama: Heny A. Purnama Sari
    Nim: 711335119028
    Prodi: DIV Kesehatan Lingkungan
    Semester/ Tingkat: III/II

    ReplyDelete
  6. Terima kasih ibu atas materinya🙏🏻
    Nama : Jesiana C. Y. Palapa
    NIM : 711335119031
    Prodi: DIV Kesehatan Lingkungan
    Sms/Tkt:III/II

    ReplyDelete
  7. Terimakasih ibu atas materinya 🙏🏻
    Nama : Meilinda Natasya Allow
    NIM : 711335115026
    Sem/Tkt : 3/II
    Prodi : D-IV kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  8. Terimakasih ibu atas Materinya🙏
    Nama : Tamara Mangulu
    Nim : 711335119007
    D-IV Kesehatan Lingkungan
    Tkt 2/sem 3

    ReplyDelete
  9. Terimakasih Bu atas materinya
    Nama : Sukmawati Kusnan
    Nim : 711335119053
    Sem/TK : 3/II
    Prodi : D-IV kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  10. Terima kasih ibu atas materinya🙏🏻
    Nama : Felix E.Massie
    NIM : 711335119001
    Prodi: DIV Kesehatan Lingkungan
    Sms/Tkt:III/II

    ReplyDelete
  11. Terimakasih materinya bu 🙏
    Nama : Vilnagia Liska Sondakh
    Nim : 711335119008
    Sem 3
    DIV kesehatan lingkungan

    ReplyDelete
  12. Terimakasih Bu atas materinya
    Nama : Sukmawati Kusnan
    Nim : 711335119053
    Sem/TK : 3/II
    Prodi : D-IV kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  13. terimakasih ibu atas materinya
    nama : irhamna bayan
    nim : 711335119029
    sem/tkt : 3/II
    prodi : DIV Kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  14. Terimakasih ibu atas materinya🙏
    Nama : Nurhalka Seram
    Nim : 711335119043
    Sem/Tkt : 3/2
    Prodi : D-IV Kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  15. Nama : Willhard S.A Aramana
    Nim : 711335119059
    Prodi : D4 kesehatan lingkungan
    Sem/tkt : 3/2

    ReplyDelete
  16. terimakasih ibu atas materinya
    nama : Meylisa Liyanthi Tumboimbela
    nim : 711335119038
    sem/tkt : 3/II
    prodi : DIV Kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  17. Terimaksih ibu atas materinya
    Nama : Virjgin A. Suruh
    Nim :711335119058
    D-IV Kesehatan Lingkungan
    Tkt 2/semester 3

    ReplyDelete
  18. Terima kasi ibu atas materinya 🙏
    Nama: Sutrisman.S.E.Pido
    Nim:711335119054
    D-lV kesehatan lingkungan
    Tkt 2/sem 3

    ReplyDelete
  19. Terimahkasih ibu atas materinya
    Nama:Schwarz Y.Poli
    Nim:711335119051
    Prodi:D-lV kesehatan lingkungan
    Sem3/Tkt 2

    ReplyDelete
  20. Terimakasih Bu atas materinya
    Nama : Tivani M.A Baramanis
    Nim : 711335119055
    Sem/TK : 3/II
    Prodi : D-IV kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  21. Terimakasih bu atas materinya
    Nama: Rangga Mamonto
    NIM: 711335119047
    Sem/tkt: III/II
    Prodi: D-IV Kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  22. Terima Kasih atas materinya,bu
    Nama : Hanifah Ayu Wandira
    Nim : 711335119027
    Prodi : D-IV Kesehatan Lingkungan
    Sem/Tkt : 3/2

    ReplyDelete
  23. Terima kasih ibu atas materi nya
    Nama:Leandro Mandas
    PRODI:D4 kesehatan lingkungan
    Smtr3 Tk 2

    ReplyDelete
  24. Terimakasih ibu atas materinya
    Nama : vianney salvator assah
    Nim : 711335119057
    Prodi: D-IV
    Sem/tkt:3/2

    ReplyDelete
  25. Terimakasih ibu atas materinya
    Nama : Kenev Josua Lumowa
    Nim : 711335119034
    Prodi : DIV
    Sem/tkt : 3/2

    ReplyDelete
  26. Terima kasih ibu atas materinya 🙏
    Nama: Erik J.R Junus
    Nim:711335119023
    D-lV kesehatan lingkungan
    Tkt 2/sem 3

    ReplyDelete
  27. Terima kasih atas materinya,bu🙏
    Nama:Jindriani H.Bawues
    Nim:711335119032
    Prody:DIV Kesehatan lingkungan

    ReplyDelete
  28. Terimakasih bu atas materinya
    Nama: Ni Wayan Widya Puspa wardani
    Nim: 711335119006
    Tkt/sem:II/3
    Prodi: DIV Kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  29. Terima kasih atas materinya bu
    Nama Rivaldi saharia
    Nim 711335119048
    Prodi DIV kesehatan lingkungan
    Sem/tkt III/II

    ReplyDelete
  30. Terimakasih ibu Atas Materinya🙏
    Nama : Natasya Tesalonika Lampou
    Nim : 711335119041
    Prodi : D-IV Kesehatan Lingkungan
    Sem/Tkt : 3/II

    ReplyDelete
  31. Terima kasih ibu atas materinya
    Nama:Leandro Mandas
    Nim711335119036
    Prodi:D4 kesling
    Smstr 3 Tk 2

    ReplyDelete
  32. Terima kasih ibu ats materinya 🙏
    Nama:Angelina Kombong Lamba
    Nim:711335119015
    Prodi:D IV Kesehatan Lingkungan
    Sem/tkt:3/2

    ReplyDelete
  33. Terima kasih atas materinya ibu🙏
    Nama:Andita Geresi
    Nim:711335119013
    Prodi: D-IV Kesehatan Lingkungan
    Sem/Tkt:3/2

    ReplyDelete
  34. Terima kasih ibu atas materinya😇🙏
    Nama:Nydia Enjelika Sasauw
    NIM: 711335119044
    Prodi: DIV Kesehatan Lingkungan
    Tkt/semester:II/III

    ReplyDelete
  35. Terima kasih atas materinya bu 🙏
    Nama: Gusti Mutia Lampus
    Nim:711335119026
    Prody:DIV Kesehatan lingkungan

    ReplyDelete
  36. Terimakasih materinya bu 🙏
    Nama: Candhy GC Mamarasi
    NIM: 711335119019
    Sem 3
    DIV kesehatan lingkungan

    ReplyDelete
  37. Terimakasih Atas Materinya ibu 🙏
    Nama: Gerry Marsel Ngau
    Nim: 711335119025
    Prodi: DIV Kesehatan Lingkungan
    Tkt/semester: II/III

    ReplyDelete
  38. Terimakasih atas materinya bu
    Nama : Sitti Khofifah Makalalag
    Nim : 711335119052
    Prodi : D4 Kesehatan Lingkungan
    Tkt/sem : II/III

    ReplyDelete
  39. Terimakasih bu atas materinya..🙏
    Nama : Angel Taung
    Nim : 711335119014
    DIV kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  40. Terimakasih bu atas materinya..🙏
    Nama : Angel Taung
    Nim : 711335119014
    DIV kesehatan Lingkungan

    ReplyDelete
  41. Terima Kasih Atas Materinya Bu 🙏
    Nama: Badaria Mutiara Mokoginta
    Nim: 711335119018
    Prodi: D-IV Kesehatan Lingkungan
    Sem/Tkt: 3/2

    ReplyDelete
  42. Terima kasih atas materinya bu 🙏
    Nama: Anggel Gabryela Muntia
    Nim:711335119016
    Prody:DIV Kesehatan lingkungan

    ReplyDelete
  43. Terimakasih atas materinya bu.
    Nama:abdul Haris
    Nim: 711335119009
    Prodi: D-IV keshtnbLingkngan/ Sem 3

    ReplyDelete
  44. Trimahkasi ibu
    Nama. Mario ogar manopo
    Nim. 711335119005
    Prodi. D4kesling tingkat dua semester3

    ReplyDelete
  45. Terima kasih ibu atas materinya🙏
    Nama : Novianti H. Soepaat
    Nim : 711335115040
    Tkt/Sem : 2/3
    Prodi : DIV Kesling

    ReplyDelete
  46. Terimakasih Ibu atas materinya🙏
    Nama : Ribka Waruis
    NIM : 711335118037
    Prodi : D-IV kesling
    Tkt/ Sem : 2/3

    ReplyDelete
  47. Terima Kasih Bu Materinya..
    Nama : Patricia M. Koho
    Prodi : S1 Terapan Sanitasi Lingkungan
    Semester : III

    ReplyDelete
  48. Terima Kasih Bu Atas Materinya..
    Nama: Gusti Mutia Lampus
    Nim : 711335119026
    Prodi : S1 Terapan Sanitas Lingkungan
    Semester : 3

    ReplyDelete
  49. Terima Kasih Bu Atas Materinya..
    Nama: Jaclyn Donna Bella
    Nim : 711335119030
    Prodi : S1 Terapan Sanitas Lingkungan
    Semester : 3

    ReplyDelete