Monday, August 24, 2020

PROMOSI KESEHATAN (Bagian 6)

 

 

A.      Pola Dasar Indikator Kesehatan

     Kesehatan adalah suatu hal yang kontinum, yang berada  dari titik ujung sehat walfafiat sampai dengan titik pangkal sakit serius. Oleh Fashel dan Bush (1970) yang mendasarkan uraiannya  pada definisi Parson menjabarkan kesehatan ke dalam 11 tingkatan atau keadaan. Dari ke-11 tingkatan tersebut, mereka sekaligus mencoba membuat indikator-indikatornya sebagaimana diuraikan di bawah :

1.    Well being (sehat sempurna)

Pada keadaan ini individu bebas gejala, keadaan kesehatannya sesuai dengan definisi sehat WHO, yaitu : sehat fisik, mental, sosial, dan ekonomi.

2.    Dissatisfaction (kurang memuaskan)

Keadaan kesehatan individu dalam batas-batas tertentu dapat diterima, namun ada penyimpangan ringan dari keadaan well being, misal : caries dentis.

3.    Discomfort (tidak nyaman)

Aktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan tanpa pengurangan, walaupun beberapa gejala mulai tampak.

4.    Minor disability (ketidakmampuan minor)

Aktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna karena adanya gangguan kesehatan.

5.    Mayor disability (ketidakmampuan mayor)

Aktivitas sehari-hari masih dapat dilaksanakan namun berkurang secara bermakna.

6.    Disabled (cacat)

Individu tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-harinya, tetapi masih bisa bergerak bebas dalam masyarakat.

7.    Confined (terbatas)

Individu berada di tempat tidur tetapi tidak masuk rumah sakit (dirawat).

8.    Confined + bedridden (tinggal di tempat tidur)

Kemampuan kegiatan individu hanya terbatas di tempat tidurnya.

9.    Isolated (terisolasi)

Individu terpisah dari sanak keluarga dan kawan-kawan (dirawat).

10.  Coma

Individu hampir mati, namun ada kemungkinan bisa sembuh dan jadi lebih sehat lagi.

11.  Mati

Individu tidak mampu sama sekali

 

Status fungsional oleh Bush dan kawan-kawan dititik beratkan pada 3 ciri khas dari keadaan fungsional, yaitu : penggerakan badan, mobilitas, dan aktivitas peranan utama (major role activities).

Yang terakhir ini major role activities merupakan ciri paling khas dari definisi sosio-kultural tentang kesehatan dan penyakit, karena berhubungan erat dengan sifat-sifat sosial, sedangkan pergerakan badan dan mobilitas tidak. Indeks fungsi status dianggap sebagai ukuran sosio-kultural mengenai kesehatan penyakit yang tidak bisa diterima.

Indeks fungsi status terdiri dari 4-5 tingkatan, misalnya skala peranan/kegiatan yang lain, diperinci sebagai berikut :

1.      Pertolongan dibutuhkan dan juga kegiatan pemeliharaan kesehatan diri.

2.      Tidak ada kegiatan utama, namun ada kegiatan pemeliharaan kesehatan diri.

3.      Ada kegiatan utama dengan batasan tertentu.

4.      Ada kegiatan utama tetapi terbatas pada kegiatan lain.

5.      Ada kegiatan utama dan kegiatan lain.

Indeks status fungsi merupakan indikator reliabilitas validitas dari definisi sosio-kultural kesehatan.

       Pendekatan Sosiologi Lain

a.      Mechanic”s Coping Respons Teory

Teori ini dimaksudkan untuk mengatasi penyakit. Perilaku sakit bagi Mechanic’s merupakan reaksi optimal dari individu untuk penyakit. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa perilaku sakit seseorang ditentukan pertama-tama oleh sistem sosial dimana ia berada.

Menurut Mechanic’s, penerimaan perilaku sakit dan peranan si sakit merupakan proses musyawarah antara individu dan mereka yang berhubungan dengan individu tersebut. Untuk itu ia menyimpulkan adanya 10 faktor penting yang berperan dalam proses negosiasi dan evaluasi :

1.      Penampilan, pengenalan atau pengertian yang paling menonjol dari gejala-gejala.

2.      Berat atau ringannya gejala yang membawa keretakan pada keluarga, pekerjaan ataupun aktivitas sosial lain.

3.      Dampak gejala-gejala yang membawa keretakan pada keluarga, pekerjaan ataupun aktivitas sosial lain.

4.      Frekuensi gejala, yaitu frekuensi timbul kembalinya gejala.

5.      Nilai ambang toleransi dari mereka yang menilai gejala-gejala.

6.      Informasi, yaitu pengetahuan dan pengertian sosio-budaya yang diperoleh dari para penilai.

7.      Kebutuhan, berarti yang menuju ke proses psikologi subjektif (menurut kebutuhannya sendiri).

8.      Perbandingan, yaitu keperluan atau kebutuhan dibandingkan dengan reaksi penyakit (prioritas mana ?).

9.      Mengikutsertakan inpretasi masuk akal yang bisa menjelaskan gejala-gejala yang dikenal kembali.

10.  Tersedianya fasilitas pengobatan.

b.      Model Sucham tentang Perilaku

Sucham membuat 5 tingkatan perilaku guna mencari pertolongan, yaitu :

1.      Tingkat pengalaman gejala-gejala.

2.      Tingkat asumsi; peranan sakit.

3.      Tingkat peranan berhubungan; dengan pelayanan kesehatan.

4.      Tingkat ketergantungan pasien.

5.      Tingkat penyembuhan (rehabilitasi).

Menurut Sucham, tidak selalu semua tingkatan harus ada pada setiap kasus penyakit. Dalam hal ini Sucham sama dengan Mechanic, tidak semua individu sakit, tetapi secara otomatis menerima peranan sakitnya dan berbuat seperti sakit. Kebanyakan manusia hanya berbeda pada tingkat 1 s.d. 3. Jarang ada yang menerima pelayanan kesehatan secara murah sebagai syarat terakhir.

c.       Kesehatan Sempurna, Kesehatan Normal dan Penyakit.

Twoddle (1974) menitikberatkan hubungan sosial budaya dalam menentukan kesehatan. Menurut pendapatnya, tidak ada seorang pun yang seratus persen sehat, dan tiap orang tidak sakit. 

Jadi antara kesehatan sempurna dan kematian terletak kesehatan normal dan sakit   (ill health).

Menurut Twoddle, apa yang sehat bagi seseorang bisa saja tidak sehat bagi orang lain. Ada dua hal timbul dari usaha menjelaskan kesehatan dan penyakit, yaitu :

a.       Karena terpaksa membicarakan kesehatan normal dengan kesehatan sempurna, kesehatan lebih dikenal sebagai norma sosial.

b.      Definisi kesehatan dilihat dari sudut sosial lebih khas daripada bila dilihat dari sudut biologis.

Dari kriteria biologis yang terpenting letaknya pada dua ujung ekstrim, yaitu kesehatan sempurna dan kematian.

 

 

 

 

 

 

 

11 comments:

  1. Terima kasih atas materinya bu
    Nama : Anggi K. Windriani
    NIM : 711345118008

    ReplyDelete
  2. Terima kasih bu atas materinya
    Nama: Vevi diana putri
    Nim: 711345118067

    ReplyDelete
  3. Terimakasih ibu atas materinya
    Nama: Kristi susiani
    NIM: 711345118036

    ReplyDelete
  4. Trimaksih atas materinya Bu
    Nama : Verent Stelysa Saskia sengkey
    Nim : 711345118066

    ReplyDelete
  5. Terimakasih materinya itu
    Nama : Thereza Valery Saikat
    Nim : 711345118063
    Prodi d-iii sanitasi tkt iii

    ReplyDelete
  6. Trimah kasih bu materinya
    Anastasya saraya
    711345118004
    D3 tngkt 3 sem 5

    ReplyDelete
  7. Terima kasih atas materinya ibu
    Nama Gracela Debora Dalekes
    Nim 711345118027
    D3 Sanitasi tingkat 3 semester 5

    ReplyDelete
  8. Trimah kasih bu materinya
    Nama:Loisa Marpati
    711345118039
    D3 tngkt 3 sem 5

    ReplyDelete