Monday, August 24, 2020

PROMOSI KESEHATAN (Bagian 5)

 

 

A.  Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Ruang lingkup promosi kesehatan terdiri dari 3 dimensi, yaitu : berdasarkan aspek kesehatan, aspek tempat pelaksanaan promosi kesehatan, dan  berdasarkan tingkat pelayanan

1.      Promosi kesehatan pada aspek pelayanan kesehatan.

a.      Promosi Kesehatan pada Aspek Promotif (peningkatan kesehatan)

Sasaran : kelompok orang sehat.

Alasan : kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat, padahal kelompok orang sehat sekitar 80-85 % dari populasi.

Tujuan : agar tetap sehat, tetap perlu ditingkatkan dan dibina kesehatannya.

Caranya : aktivitas seimbang, makanan seimbang, tidak merokok, pengelolaan stres, hindari alkohol dan napza, seks yang aman.

b.      Promosi Kesehatan pada Aspek Preventif (pencegahan)

Sasaran : kelompok masyarakat yang beresiko tinggi (high risk), misalnya : ibu hamil dan menyusui, perokok, obesitas, pekerja seks, dan sebagainya.

Tujuan : agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.

c.       Promosi Kesehatan pada Aspek Kuratif

Sasaran : kelompok penderita penyakit kronis, misalnya asma, diabetes melitus, tuberkulosis, rematik, tekanan darah tinggi.

Tujuan : agar mereka mampu mencegah penyakitnya agar tidak menjadi parah dan sembuh.

d.      Promosi kesehatan pada Aspek Rehabilitatif

Sasaran : penderita yang baru sembuh (recovery)

Tujuan : agar mereka segera pulih kembali kesehatannya.

2.      Promosi kesehatan pada aspek tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

a.      Keluarga (rumah tangga)

Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga. Di dalam keluargalah mulai terbentuk perilaku-perilaku masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan dalam tatanan keluarga. Karena orang tua, terutama ibu merupakan peletak dasar perilaku dan terutama perilaku kesehatan bagi anak-anak mereka.

b.      Sekolah

Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. Sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid-muridnya. Oleh sebab itu lingkungan sekolah yang sehat akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat murid. Kunci pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru, oleh sebab itu perilaku guru harus dikondisikan melalui pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar, lokakarya dan sebagainya.

c.       Tempat kerja

Tempat kerja merupakan tempat orang dewasa memperoleh nafkah untuk keluarga. Lingkungan kerja yang sehat akan mendukung kesehatan pekerja atau karyawannya dan akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang optimal, begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, pemimpin atau manajer dari tempat kerja merupakan sasaran promosi kesehatan sehingga mereka peduli terhadap kesehatan para pekerjanya dan mengembangkan unit pendidikan kesehatan di tempat kerja.

d.      Tempat-tempat umum

Tempat-tempat umum, mencakup : pasar, terminal angkutan, bandar udara, tempat-tempat perbelanjaan, tempat-tempat olahraga, taman-taman kota, dan sebagainya. Tempat-tempat umum yang sehat, bukan saja terjaga kebersihannya tetapi juga harus dilengkapi dengan fasilitas kebersihan dan sanitasi, terutama WC umum dan sarana air bersih, serta tempat sampah. Para pengelola tempat-tempat umum merupakan sasaran promosi kesehatan agar mereka melengkapi tempat-tempat umum dengan fasilitas kebersihan dan sanitasi, disamping melakukan imbauan-imbauan kebersihan dan kesehatan bagi pemakai tempat umum atau masyarakat melalui pengeras suara, poster, leaflet, dan sebagainya.

e.       Fasilitas pelayanan kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup rumah sakit, puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, dan sebagainya. Kadang-kadang sangat ironis, dimana rumah sakit atau puskesmas tidak menjaga kebersihan fasilitas pelayanan kesehatan. Keadaan fasilitas tersebut kotor, bau, tidak ada air, tidak ada tempat sampah dan sebagainya. Oleh sebab itu pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan sasaran utama promosi kesehatan itu. Mereka inilah yang bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan atau promosi kesehatan di institusinya. Kepada para pemimpin atau manajer institusi pelayanan kesehatan ini diperlukan kegiatan advokasi. Sedangkan bagi para karyawannya diperlukan pelatihan tentang promosi kesehatan. Beberapa rumah sakit memang telah mengembangkan unit pendidikan (penyuluhan) tersendiri yang disebut PKMRS (Penyuluhan/Promosi Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit).

3.      Promosi kesehatan berdasarkan tingkat pelayanan.

Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatam dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark.

a.      Promosi Kesehatan (Health Promotion)

Promosi kesehatan diperlukan misalnya : peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan (personal hygiene).

b.      Perlindungan Khusus (Specific Protection)

Promosi kesehatan diperlukan misalnya :  program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, terutama di negara-negara berkembang karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa maupun pada anak-anak, masih rendah.

c.       Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)

Promosi kesehatan diperlukan, karena penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat sering sulit terdeteksi serta rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.

d.      Pembatasan Cacat (Disability Limitation)

Promosi kesehatan diperlukan karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, sehingga sering mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu.

e.       Rehabilitasi (Rehabilitation)

Promosi kesehatan diperlukan bagi orang cacat juga untuk  masyarakat, karena kadang orang menjadi cacat setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu. Untuk memulihkan cacatnya, maka diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, maka ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Di samping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang merasa malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal.

17 comments:

  1. Terima kasih atas materinya bu
    Nama : Anggi K. Windriani
    NIM : 711345118008

    ReplyDelete
  2. Terima kasih bu atas materinya
    Nama: Vevi diana putri
    Nim: 711345118067

    ReplyDelete
  3. Terimakasih ibu atas materinya
    Nama : Kristi susiani
    NIM: 711345118036

    ReplyDelete
  4. Trimaksih atas materinya Bu
    Nama : Verent Stelysa Saskia sengkey
    Nim : 711345118066

    ReplyDelete
  5. Terimakasih ibu materinya.
    Nama : Thereza Valery Saikat
    Nim : 711345118063
    Prodi d-iii sanitasi tkt iii

    ReplyDelete
  6. Terima kasih ibu untuk materinya
    Nama : Nur Eka ponamon
    Nim : 711345118050
    Prodi : D3 tkt 3 sem. 5

    ReplyDelete
  7. Trimah kasih bu materinya
    Anastaya saraya
    711345118004
    D3 tngkt 3 sem 5

    ReplyDelete
  8. Terima kasih atas materinya ibu
    Nama Gracela Debora Dalekes
    Nim 711345118027
    D3 Sanitasi tingkat 3 semester 5

    ReplyDelete
  9. Trimah kasih bu materinya
    Nama:Loisa Marpati
    711345118039
    D3 tngkt 3 sem 5

    ReplyDelete