SANITASI SALON

SANITASI SALON 

A.  Pengertian

Salon adalah suatu tempat yang menetap dimana disediakan pelayanan perawatan kecantikan bagi umum. 

B.  Persyaratan Hygiene dan Sanitasi  Salon

1.    Bagian Luar (Exterior)

a.    Halaman:

1)   Tersedia tempat duduk yang bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya, yang selalu dijaga kebersihannya.

2)   Tersedia tempat abu/puntung rokok

3)   Pencahayaan 10 – 29 foot candle

4)   Memenuhi persyaratan ventilasi

5)   Lantai dari bahan yang kedap air, dan terpelihara kebersihannya.

b.    Ruang Kerja :

1)   Tersedia tempat sampah dan kantong pembungkus rambut sebelum dibuang.

2)   Pencahayaan tidak menyilaukan minimal 50 foot candle

3)   Lubang ventilasi minimal 1/9 kali luas lantai tempat kerja.

4)   Lantai terbuat dari bahan kedap air dan selalu dijaga kebersihannya.

2.    Peralatan dan Bahan

a.    Alat-alat Kerja:

1)   Alat-alat yang berhubungan langsung dengan kulit seperti sisir, gunting, mesin cukur harus selalu dijaga kebersihannya setiap kali akan dan setelah dipakai.

2)   Tersedia handuk kecil sebanyak rata-rata tamu yang datang sehari, dan setiap handuk hanya dipergunakan untuk 1 orang.

3)   Kain penutup badan berwarna putih sejumlah rata-rata tamu/pengunjung sehari.

4)   Tempat bedak dan tempat sabun harus bersih bebas dari potongan-potongan rambut dan harus tersedia cermin yang baik.

b.    Bahan-Bahan:

1)   Kosmetik/wangi-wangian yang digunakan harus diperoleh dari sumber yang dapat dipercya dan berlabel jelas (memperhatikan saran Dinas Kesehatan).

2)   Tersedia larutan untuk mendesinfksi alat-alat, seperti pisau cukur dan gunting.

3.    Karyawan

a.    Pemangkas/juru rias harus dalam keadaan sehat, tidak menderita penyakit kulit dan atau pernafasan yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

b.    Pemangkas/juru rias memeriksakan kesehatan dirinya secara berkala sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.

C. Desinfeksi

1.    Alat-alat salon/tata kecantikan dapat disucihamakan secara praktis dengan cara-cara:

a.  Panas Lembab

    Alat-alat yang terbuiat dari logam atau gelas disucihamakan dengan cara merebus dalam air selama 20 menit. Sebagai Sterilisator dapat digunakan panci sterilisator khusus melalui pemanasan dengan membakar spiritus atau dengan listrik.

b. Panas Kering

              Keadaan suci hama tercapai dengan:

1)   Membakar: alat-alat yang terbuat dari logam atau keramik.

2)   Memanggang: alat-alat yang terbuat dari logam, keramik atau tenunan (misal handuk penutup rambut), dipanggang dalam open atau alat pemanggang lainnya.

3)   Menyetrika: dilakukan untuk peralatan yang terbuat dari bahan kain/tenunan.

4)   Penyinaran dengan sinar Ultraviolet. Ini dilakukan dalam kotak/almari dengan lampu ultraviolet untuk semua macam alat, terutama yang tidak dapat dipanaskan. Juga dipakai untuk menyimpan alat-alat yang sudah disterilkan dengan cara.

2.    Zat-zat Kimia

    Larutan zat kimia yang mematikan semua bentuk bibit penyakit ditempatkan dalam stoples (wet sanitizer), lalu alat-alat direndam dalam larutan tersebut. Untuk ini dapat dipakai larutan alkohol 70 %, amonium, kuaterner kloreksidin (savlon), povidone-yodium (betadine), dan formalin. Akan tetapi untuk alat-alat yang terbuat dari besi akan berkarat. Umumnya di Salon/tata kecantikan sukar untuk memelihara keadaan sucihama, dan langkah-langkah yang dilaksanakan lebih banyak bersifat penyehatan (sanitasi), seperti:

a.    Tindakan antiseptik: penghambat berkembang-biaknya bibit penyakit dengan suatu antiseptik.

b.    Tindakan desinfeksi: mematikan bentuk-bentuk vegetatif bibit penyakit dengan menggunakan desinfektan.

Umumnya suatu zat yang dapat mematikan bibit penyakit, dapat dipakai untuk sterilisasi (dengan larutan pekat) untuk desinfeksi (dengan larutan yang kurang pekat) atau untuk antiseptik (larutan encer).

Desinfektan yang baik harus memenuhi persyaratan:

a.       Mudah dibuat.

b.    Berkhasiat Cepat.

c.    Tidak berbau.

d.   Tidak merusak alat-alat.

e.    Tidak merangsang kulit dan

f.     Murah.

Contohnya antara lain:

a.    Deterjen yang dapat mematikan kuman-kuman seperti senyawa-senyawa amonium kuaterner (zephiran, cetavlon) dan klorheksidin (savlon).

b.    Alkohol (untuk alat, elektroda).

c.    Lisol, karbol (untuk lantai, saniter) dan senyawa lisol (dettol).

Antiseptik: tindakan untuk membebaskan, jaringan  tubuh dari bibit penyakit dengan zat-zat kimia yang menghambat perkembangan/bertambah banyaknya bibit penyakit tersebut. Larutan zat kimia yang dipakai untuk tujuan ini disebut antiseptik yang mempunyai daya bakteriostatik.