Wednesday, October 7, 2015
ANDA INGIN PUNYA ANAK LAKI_LAKI ATAU PEREMPUAN ?
Ini bukan mitos, seperti cerita banyak orang bahwa mendapatkan anak menurut jenis kelamin yang diinginkan, bisa dengan gaya/cara berhubungan intim atau cara naik/turunnya bahkan ada yang bilang harus bla bla bla :D. Dan ini hasil riset/penelitian yang pernah saya baca sewaktu saya dapat buku tua di pasar loak, sebut saja di pojok pasar Senen (Intisari, 1970) dan sudah saya sampaikan ke teman yang benar-benar ingin banget punya anak perempuan/laki-laki. Ok, ini resepnya bahwa untuk mendapatkan anak laki-laki, maka setelah satu minggu melakukan hubungan pasutri, si isteri sebaiknya mengkonsumsi makanan yang mengandung garam, termasuk mentega dan susu. Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan, si isteri sebaiknya mengkonsumsi makanan yang mengandung telur. Sebagai catatan : selama proses kehamilan, hindari makanan yang dilarang tersebut, emang sih feeling juga kalau benar anak laki-laki, maka calon ibu tidak suka dengan makanan yang dilarang tersebut. Yang mau mencoba monggo..Semoga berhasil, TK (info)
NARKOBA
BAHAN NARKOTIKA DAN OBAT BERBAHAYA
OLEH : MARLYN PANDEAN
A. MORFIN
Morfin merupakan hasil olahan opium atau candu (papaver somniferrum). Dalam dunia kedokteran, morfin dipergunakan sebagai obat tidur
atau untuk menghilangkan rasa sakit, mencegah shock akibat kecelakaan dan menghilangkan rasa cemas. Keracunan morfin terjadi karena pemberian
atau pemakaian yang melebihi takaran, atau penyalahgunaan. Dalam dosis besar, morfin menyebabkan penurunan kesadaran yang hebat dan dapat
mengakibatkan kematian.
B. LYSERGIDE (LSD)
LSD merupakan golongan narkotika yang bersifat hallucinagenic dengan cara penggunaan disuntikkan atau diminum. Bagi pemakai bahan ini dapat
menimbulkan provokasi perasaan, pikiran dan emosi, dapat berupa hayalan yang menyenangkan atau menakutkan.
C. ALKOHOL
Alkohol yang diperdagangkan dapat berupa metanol, etanol dan butanol. Metanol diperoleh dari hasil penyulingan serbuk gergaji kayu sebagai bahan
mentahnya, dan dalam proses itu dihasilkannya arang, asam asetat dan aseton. Whisky atau minuman beralkohol lainnya seperti Vodka, mengandung
40 - 50 % alkohol, dibanding dengan bir yang hanya mengandung 2 - 6 %. Daya kerja alkohol ialah dengan melakukan depresi syaraf pusat. Dalam d
dosis kecil dapat menyebabkan pemakainya lemah cara berpikirnya, banyak bicara kemudian tertidur. Dalam dosis yang besar dapat menyebabkan rasa
mual dan bicara tidak terkontrol (vertigo).
Tuesday, October 6, 2015
Friday, October 2, 2015
SANITASI HOTEL
SANITASI
HOTEL
Oleh : Marlyn Pandean
A. Definisi dan Peranan Sanitasi
Hotel
Hotel adalah tempat menginap bagi umum yang dikelola
secara komersil terdiri dari beberapa kamar dan menyediakan juga makanan/minuman.Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang menyediakan jasa
penginapan kepada wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hotel Berbintang adalah suatu
jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan, minuman, serta jasa lain bagi
umum.
Hotel Melati adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan yang khusus
disediakan untuk memperoleh jasa pelayanan penginapan.
Persyaratan Kesehatan Hotel diatur dalam Permenkes
RI Nomor 80/Menkes/PER/II/1990 (besera keputusan Dirjen PPM & PL
pendukung).
Hotelmempunyai
potensi untuk terjadi penyebaran/penularan
penyakit maupun terjadinya kecelakaan bila tidak mendapat pengawasan yang
memadai dalam hal sanitasinya. Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam
memberikan kepuasan kepada para pengunjungnya.
Sanitasi Hotel mempunyai 2 peranan penting, yaitu :
1.
Peranan Phisik
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan
kebersihan secara umum, baik di luar maupun di dalam bangunan hotel.Kebersihan disini meliputi : kebersihan ruangan-ruangan, kebersihan air, kebersihan makanan-minuman, fasilitas hotel termasuk
fasilitas sanitasi, serta bebas
dari gangguan serangga dan binatang pengerat (tikus).
2.
Peranan
Psikologis
Peranan sanitasi hotel di sini adalah dapat menjamin
rasa kepuasan dari para tamu/ pengunjung hotel tersebut maupun para
karyawan/pengelola hotel.
Kepuasan tersebut dalam arti memberikan rasa “relax (tenang), comfort (senang), security (aman), safety(nyaman) dan privacy (bebas)”. Ke dua peranan tersebut perlu diperhatikan
mengingat hotel merupakan suatu “Hospitality
Service Industry yang menekankan pada pelayanan/service kepada masyarakat
pengunjung (Customer Service).
B. Manfaat
dan Sasaran Sanitasi Hotel
1.
Manfaat
Sanitasi Hotel mempunyai dua manfaat yaitu :
a.
Manfaat dari
segi kesehatan
-
Menjamin lingkungan kerja yang saniter
-
Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan
faktor lingkungan yang merugikan kesehatan fisik maupun mental
-
Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit
akibat kerja
-
Mencegah terjadinya kecelakaan.
b.
Manfaat dari
segi “Business Operational” hotel.
-
Keadaan hotel
yang saniter sangat berguna untuk “sales
promotion” yang secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu (hotel occupancy). Selain itu juga akan
meningkatkan derajat kesehatan karyawan yang berarti penghematan pengeluaran.
-
Meningkatkan
nilai peringkat dari hotel tersebut.
2.
Sasaran
Sanitasi Hotel.
Pada umumnya sasaran sanitasi hotel
menyangkut dua hal yaitu sanitasi “lodging”
dan sanitasi “catering”.
-
Sanitasi “Lodging” adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan
kerumahtanggaan (house keeping)
hotel, yang meliputi bangunan dan fasilitasnya seperti : halaman, pertamanan, tempat
parkir, persediaan air, pembuangan sampah, pembuangan air kotor dan lain-lain.
Ruang lingkup Sanitasi “lodging”meliputi :
a. Wilayah di luar bangunan hotel (external hotel area) yang terdiri dari : halaman, tempat parkir,
pertamanan, pembuangan sampah, pembuangan air kotor dan sebagainya.
b. Wilayah di dalam bangunan hotel (internal hotel area) yang terdiri dari :
sanitasi umum, sanitasi kamar, sanitasi toilet, sanitasi ornamen, dll
- Persyaratan Sanitasi “Catering”
Catering dalam
kegiatan hotel adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan makanan yang
diolah dan dihidangkan dalam sebuah hotel.
Kegiatan
katering ini bisa berupa penyediaan makanan dan minuman untuk keperluan hotel
sendiri dan penyediaan makanan untuk diluar hotel (outside catering). Pada umumnya pengawasan ini diperlukan untuk
mencegah tersebarnya bermacam-macam penyakit lewat makanan, hal ini dapat
ditujukan pada :
a. Keadaan bahan makanan, dengan persyaratan :
-
Sayur-mayur,
buah-buahan harus segar, tidak busuk.
-
Bahan makanan
kaleng harus dicek kemungkinan ada kebocoran.
- Bahan pembuat kue (tepung, pewarna) bebas dari
serangga dan disimpan yang baik.
b. Cara menyajikan :
-
Gunakan alat
makan yang bersih
-
Meja makan dan
lantai ruang makan bersih, terlihat tidak ada lalat
-
Cukup
pencahayaan alam/buatan.
- Pengambilan makan melalui jendela khusus dari tempat
penyimpanan makanan masak agar bebas lalat/serangga.
- Dinding ruang berwarna terang.
- Pintu ruangan dapat menutup sendiri (self closing door) sebagian tertutup
dengan kawat kasa.
c. Persyaratan Lainnya :
- Karyawan catering harus mempunyai sertifikat
kesehatan yang masih berlaku
- Pakaian karyawan catering harus bersih dan selalu
diganti dan ini disediakan oleh perusahaan/hotel dengan dilengkapi penutup
kepala.
- Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan
catering dan tidak berhubungan langsung pintunya dengan dapur.
- Dianjurkan hotel menyediakan almari locker untuk
menyimpan pakaian atau peralatan pribadi dari setiap karyawan.
- Untuk meyakinkan tamu hotel akan kebersihan
(saniter) dari fasilitas yang ada dalam hotel seperti alat makan, kamar, bowl
WC dan dapur digunakan semacam segel sanitasi kertas.
C. Sasaran
Sanitasi di wilayah luar bangunan hotel.
1. Tempat parkir
- Cukup luas untuk menampung kendaraan tamu hotel
sebagai patokan untuk setiap 5 kamar perlu disediakan 1 tempat parkir
kendaraan.
- Lantai parkir harus keras, sebaiknya diaspal atau
dibeton, sehingga tidak becek pada waktu hujan dan tidak berdebu pada waktu musim
kemarau.
- Diberikan lampu penerangan sesuai luas tempat
parkir.
- Perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas untuk
mencegah terjadinya kesemrawutan.
- Perlu disediakan gardu parkir lengkap dengan WC dan
urinoir.
2. Pertamanan dan Pertanaman
Pertamanan ialah sebidang tanah yang ditanami oleh
berbagai macam tanaman dengan maksud memperindah pemandangan, mencegah
terjadinya erosi, menjaga kesegaran udara.
Tanaman untuk taman harus selektif, selain itu
tanaman tersebut terutama pohon-pohon yang besar tidak boleh ditanam terlalu
dekat dengan dinding bangunan, karena :
- Tanah disekitar tanaman tersebut menjadi gembur dan
menyerap air sehingga mengakibatkan dinding menjadi lembab dan karenanya tumbuh
lumut yang akan mengotori dinding.
- Daun dan ranting yang rontok akan mengotori
sekeliling bangunan.
- Kemungkinan menjadi tempat masuknya binatang kedalam
ruangan/kamar hotel, seperti tikus, ular dsb.
Untuk itu
persyaratan tanaman untuk taman (di luar bangunan hotel) adalah :
- Pada jarak sekurang-kurangnya 5 m dari dinding bangunan hotel, tidak boleh ditanami
tanaman apapun dan dapat dipasang batu krikil, ubin atau dengan plester.
- Pada jarak antara 5 – 10 m dari dinding bangunan
hotel dapat ditanami rumput.
- Pada jarak 10 – 15 m dari dinding hotel dapat ditanami bunga-bungaan atau tanaman
yang sejenis.
- Pada jarak 30 m dari dinding hotel dapat ditanami
pohon-pohon besar.
Untuk tanaman
yang akan diletakkan di dalam ruangan (indoor)
maka :
- Dipilih tanaman yang mudah hidup tanpa banyak
membutuhkan sinar matahari.
- Mempunyai bentuk dan daun yang bagus dan warna yang
indah.
- Mempunyai pohon dan ranting yang artistik.
- Berupa tanaman perdu.
3. Penyediaan Air
Penyediaan air
untuk hotel perlu mendapat perhatian dan harus memenuhi persyaratan standard
sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes No. 416/Menkes/Per/I/IX/1990).
Penyediaan air
untuk hotel dapat diperoleh dari :
- Air leiding ( PDAM)
- Air Tanah (Sumur Bor)
- Kombinasi Air Leideng dan Air Tanah
Di hotel besar
yang bertaraf internasional, diutamakan mendapatkan air leideng yang telah
melalui pengolahan yang baik dan air tanah yang umumnya diperoleh dengan
“mengebor” tanah di halaman sekitar hotel hanya digunakan bila sangat
diperlukan yaitu :
- Sebagai “make-up
water” (Penambahan air pada waktu-waktu air leideng macet).
- Sebagai penambah air apabila air leideng tidak
mencukupi.
Seyogyanya setiap hotel mempunyai “Reservoir” sebagai tempat untuk menyimpan air, baik air yang
berasal dari dinding maupun sumur bor. Yang perlu diperhatikan ialah air yang
berasal dari sumur bor kualitasnya harus selalu dipantau sehingga memenuhi
standar persyaratan. Mengingat penyediaan air untuk hotel terutama hotel
internasional, dibutuhkan air yang
benar-benar berkualitas tinggi dan diperlukan adanya air panas disemua
kran-kran di kamar mandi maka diadakan langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Semua jenis
air yang diperoleh dari berbagai macam sumber (air leideng, air sumur bor)
diadakan pengolahan kembali yang dimaksud ialah :
- Pengendapan (Sedimentation)
Agar segala
jenis kotoran yang mungkin ada didalam air
mengendap ini dapat digunakan zat koagulans (misalnya : tawas) untuk
mengumpulkan partikel-partikel kotoran sehingga mudah diendapkan.
- Penyaringan
Kotoran-kotoran
yang tidak dapat diendapkan dan masih melayang-layang dalam air dapat ditangkap
oleh filter (penyaringan).
- Desinfeksi
Bila air telah melalui saringan dan secara fisik
telah bersih, misal perlu dilakukan desinfeksi untuk membunuh kuman-kuman yang
kemungkinan masih ada dalam air tersebut.Zat desinfektan yang biasanya
digunakan ialah zat chlor ada juga dengan menggunakan ozon (O3) dengan
menggunakan alat tertentu.
b.
Untuk
mendapatkan air panas, maka air perlu dipanaskan pada tanki pemanas (boiler)
kemudian disalurkan melalui pipa khusus air panas.
4. Pembuangan Sampah
Secara umum cara-cara penanganan sampah meliputi 4
kegiatan yaitu :
a. Penampungan
b. Pengumpulan
c. Pengangkutan
d. Pembuangan
Dari ke 4 kegiatan tersebut yang penting
diperhatikan dalam penanganan sampah di hotel yaitu pada phase penampungan dan
pengumpulan. Sedangkan kegiatan pengangkutan dan pembuangan akhir biasanya
dilakukan oleh Dinas Kebersihan setempat sebagai penanggung jawab pengelola
sampah di kota/daerah tersebut.
a. Penampungan Sampah
Sumber sampah di suatu hotel dari seluruh bagian
hotel, yang paling banyak menghasilkan sampah ialah dapur (main kitchen) dan jenis sampah yang dihasilkan sebagian besar
sampah basah (garbage). Dilihat dari
sumbernya, cara penampungannya pun berbeda-beda, secara umum tempat penampungan
sampah dapat dilakukan dalam tong sampah dan bak sampah.
Macam-macam dari bak sampah tersebut dapat dibedakan
:
1) Sesuai jenis sampah yang ditampung :
- Tempat sampah kering, dapat terbuat dari papan,
plastik atau rotan.
- Tempat sampah basah, biasanya terbuat dari plastik
tebal atau logam yang rapat air serta tahan karat.
- Tempat sampah lain-lain, untuk menampung pecahan
gelas, kaleng dsb.
2) Sesuai cara pemakaiannya :
- Sistem campur (combined system) dimana semua jenis sampah dicampur jadi satu baik
sampah basah maupun sampah kering.
- Sistem terpisah (separate system) dimana sampah
basah dan sampah kering dipisahkan dalam tempat yang berbeda.
Dalam sistem
yang terpisah ini tempat penampungan sampah dapat berupa :
- “Duet System”
yaitu dengan menggunakan 2 tempat sampah, satu tempat sampah basah dan satu
tempat sampah kering.
- “Trio System”
yaitu dengan menggunakan tempat sampah, satu tempat sampah basah, satu tempat
sampah kering dan satu tempat sampah lain-lain.
b. Pengumpulan Sampah
Tempat
pengumpulan sampah merupakan tempat yang digunakan untuk menampung dan
mengumpulkan semua jenis sampah yang
berasal dari seluruh wilayah hotel. Sebelum diangkut dan dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
Macam tempat pengumpulan sampah :
- Bentuk bak sampah
Yaitu tempat
pengumpulan sampah sejenis bak sampah biasa, hanya volumenya lebih besar.Bak
sampah ini juga dapat berupa bak untuk sampah campuran maupun terpisah (Duet
atau Trio).
- Bentuk rumah sampah
Rumah sampah
biasanya dibangun untuk “menyimpan” sampah yang jumlahnya banyak sekali,
biasanya pada hotel-hotel besar yang bertaraf internasional.
Syarat-syarat
rumah sampah :
- Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan
pengangkut sampah (truk sampah dsb).
- Mempunyai 2 pintu yaitu pintu untuk memasukkan
sampah dan untuk memuat/mengangkut sampah yang akan dibuang.
- Dibuat ventilasi yang baik agar udara di dalam
ruangan bersirkulasi dengan baik bila dibuat lubang angin, maka harus ditutup
dengan skrin/lewat kassa untuk mencegah masuknya lalat/tikus dsb.
- Dilengkapi dengan parit pembuangan air kotor dan
kran air untuk mencuci lantai dan tong sampah.
- Ruangan rumah sampah dibagi atas 4 bagian yaitu :
- Untuk tempat bak sampah kering
- Untuk tempat bak sampah basah
- Untuk tempat bak sampah lain-lain
- Untuk tempat mencuci bak/tong sampah yang kotor,
sebelum dikembalikan ketempatnya semula.
5. Pembuangan Air Kotor
Air kotor yang
berasal dari hotel, bersumber dari :
- WC/urinoir
- Dapur
- Kamar mandi
- Binatu (laundry)
- Air Hujan dan air bekas cucian lantai
Dalam memilih cara pembuangan air kotor dari hotel perlu disesuaikan
dengan :
- Daerah/wilayah dimana hotel itu berada
- Jenis air kotor/kotoran yang harus dibuang dari
hotel.
- Untuk hotel yang berlokasi di kota-kota besar dimana
terdapat jaringan saluran induk pembuangan air kotor kota (riool), maka air
kotor dapat dibuang kedalam riool (dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
tentang air buangan, antara lain : PP Nomor 20 tahun 1990 dan Perda).
- Untuk hotel yang berada dipinggir kota atau wilayah
pedesaan, maka air kotor tidak boleh dibuang ke sembarang tempat tapi perlu
dibuat : septic tank sumur resapan.
D. Sasaran
sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel.
Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel
meliputi antara lain : Sanitasi Umum, Sanitasi Kamar, dan lain-lain.
1. Sanitasi Umum
Sasaran sanitasi umum ini meliputi :
- Gedung hotel termasuk lantai, dinding,
langit-langit, jendela, pintu, dll.
- Fasilitas hotel, termasuk kebersihan dari tirai,
karpet, furniture, elevator, dll.
2. Sanitasi Kamar
Kamar merupakan salah satu bagian dari hotel yang
sangat penting.
a. Syarat umum kamar hotel
1) Para tamu di dalam kamar harus dapat beristirahat
penuh tanpa terganggu (relax).
2) Para tamu harus merasa bebas untuk melakukan apa
saja dalam batas tidak melanggar peraturan hotel yang berlaku (privacy).
3) Para tamu harus merasa aman dan tenteram serta
dijauhkan dari faktor-faktor luar yang mengganggu atau merugikan misal
kejahatan, pencurian dll (security).
4) Para tamu harus merasa senang dan puas (comfort)
5) Para tamu harus merasa terlindung dari segala faktor
luar yang mengganggu dan merugikan (safety).
b. Luas Minimal untuk ruangan atau
kamar
Jenis
|
Luas Ruangan (Minimal
|
-
Hotel Melati :
Single bed
Twin bed
|
6 m2
9 m2
|
-
Hotel bintang satu
|
18 m2
|
-
Hotel bintang dua
|
20 m2
|
-
Hotel bintang tiga
|
22 m2
|
-
Hotel bintang empat
|
24 m2
|
-
Hotel bintang lima
|
26 m2
|
|
|
c. Syarat sanitasi kamar hotel, meliputi :
1) Kebersihan Umum Kamar
Kondisi ruang :
- tidak pengap dan berbau,
- bebas dari kuman-kuman patogen,
- kadar gas beracun tidak
melebihi ambang batas
- Tingkat kebisingan tidak
melebihi persyaratan (kamar tidur < 40 dBA, kantor <75 dBA, dapur < 80
dBA, ruang pertunjukan < 90 dBA)
2)
Khusus
a.
Kamar tidur
·
Bersih, peralatan ditata rapi
·
Suhu 18 – 28 0C
·
Kelembaban 40 – 70 %
·
Dinding, pintu jendela yang tembus pandang atau
cahaya dilengkapi dengan tirai.
b.
Ruang Istirahat Karyawan
·
Bersih
·
Tersedia jamban, kamar mandi dan peturasan yang
terpisah untuk karyawan pria dan wanita.
·
Ruang istirahat karyawan pria dan wanita terpisah.
·
Tersedia lemari atau locker.
c.
Kamar mandi, Jamban dan Peturasan
·
Bersih
·
Aliran air lancar
·
Sarana pembuangan air limbah tertutup.
·
Perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah minimal
kamar mandi, jamban dan peturasan tepat.
Kamar harus selalu dijaga kebersihannya, oleh karena
kamar dapat dikotori oleh :
-
Debu
-
Zat kimia
-
Lumut /jamur
dan kuman
Pengotoran
oleh debu dapat dihilangkan dengan jalan menyapu dan membersihkan ruangan termasuk
perabotan kamar yang ada secara rutin. Hal ini terutama bagi kamar-kamar yang
tidak memakai “air conditioning” (AC) dimana jendela yang terbuka, atau lobang
ventilasi biasa dapat menjadi jalan masuknya debu-debu yang ikut masuk bersama
udara.
Pengotoran
oleh zat kimia misalnya noda-noda pada lantai, dinding, taplak meja, yang
berasal dari tinta spidol, dll, dibersihkan dengan memakai zat kimia tertentu
yang dapat dipakai untuk menghilangkan noda-noda tersebut.Pengotoran oleh
cendawan/lumut dapat terjadi bila keadaan lembab, terutama pada lantai, dinding
dan langit-langit.Hal ini dapat dicegah dengan mencari sumber terjadinya
kelembaban tersebut kemudian diperbaiki misalnya terdapat kebocoran atap, dan
sebagainya. Untuk lumut atau cendawan tersebut sendiri dapat dihilangkan dengan
jalan :
-
Menggosok
tempat yang berlumut/cendawan tersebut dengan larutan chlor 10 ppm.
-
Bagian dinding
atau lantai yang lembab dan berlumut/berjamur dikerok/dikupas, kemudian ditutup
dengan sejenis cat atau flincote.
3) Fasilitas dan Peralatan yang tersedia dalam kamar
Fasilitas-fasilitas yang perlu diperhatikan antara
lain adalah :
a. WC/urinoir
Pada umumnya pada suatu hotel terutama yang bertaraf
nternasional maka WC biasanya tidak berdiri sendiri tetapi bersama-sama dengan
urinoir dan kamar mandi berada dalam satu unit ruangan tersendiri yang disebut
unit “Toilet room” dan biasanya di
dalam kamar.
Pada hotel-hotel lokal (non bintang) biasanya masih
didapatkan WC dan kamar mandi, urinoir yang terpisah dengan kamar.
Persyaratan :
- Type WC harus “Water seal” (closet)
- Harus dilengkapi dengan tempat
cuci tangan
- Pada hotel yang bertaraf
internasional perlu dilengkapi dengan kertas toilet dan “sanitary disposal bag”
- Khusus bagi WC yang berada di
kamar-kamar tamu, maka setelah tamu “check
out” harus di “desinfeksi” baik lantai maupun bagian luar dari “bowl” toiletnya setelah itu dipasang
kertas “seal” melintang dengan
tulisan “desinfected”
Untuk urinoir persyaratannya
terutama :
- Harus type single urinoir
- Dilengkapi dengan alat penggelontor/pembersih.
b. Kamar Mandi
Persyaratan :
- Dibuat dari bahan-bahan yang
mudah dibersihkan dan tidak merembeskan air.
- Lantai tidak boleh licin.
- Dinding kamar mandi harus
memakai “splash level” dari bahan
kedap air (porselin, tegel, dsb).
- Bila memakai “Bath tube” maka perlu dilengkapi dengan
shower, kran air dingin dan panas, tirai penutup, keset kaki. Dasar dari “bath tube” harus conus agar mudah
dibersihkan.
- Dilengkapi dengan kaca toilet.
-
Bersih
-
Aliran air lancar.
-
Sarana pembuangan air limbah tertutup.
-
Perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah minimal
kamar mandi, jamban dan peturasan tepat.
c.
Gudang
Tempat penyimpanan peralatan
atau perabotan hotel dan tempat penyimpanan peralatan dapur, kantin serta
peralatan restoran harus dipisah.
d. Tempat tidur
Yang perlu diperhatikan ialah
mengenai letak dan konstruksi dari tempat tidur.
Letak :
- Agar mudah membersihkan tempat
tidur dan tidak membuat dinding kotor, maka tempat tidur tidak boleh diletakkan
memanjang dan merapat pada dinding ruangan.
- Jarak antara dinding dengan
tempat tidur minimal 0,5 meter.
- Jarak antara satu tempat tidur
dengan tempat tidur lainnya 0,5 – 1 meter.
- Tidak diletakkan langsung di
depan pintu masuk atau langsung di bawah jendela.
- Tidak diletakkan langsung di
bawah lampu langit-langit.
Konstruksi tempat tidur :
-
Terbuat dari
bahan yang kuat tapi ringan
-
Sebaiknya tidak diukir sebab sulit untuk dibersihkan
-
Kuat dan “comfortable” dalam arti menyenangkan dalam
pemakaiannya.
-
Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Ukuran optimal tinggi tempat tidur dari dasar permukaan lantai adalah 0,5 meter
dengan kolongnya setinggi 25-30 cm.
e.
Dapur
Dalam ruang dapur, minimal tersedia tempat pencucian
peralatan, tempat penyimpanan bahan makanan, tempat pengolahan, tempat
persiapan dan tempat administrasi. Luas dapur sekurang-kurangnya 40 % dari
ruang makan atau 27 % luas bangunan. Dapur dilengkapi dengan alat pengeluaran
udara atau bau serta sungkup asap. Dapur juga memiliki Fasilitas penyimpanan
makanan panas dan dingin.
f.
Ruang Makan
·
Perlengkapan ruang makan selalu bersih
·
Ukuran ruangan minimal 0,85 m2/kursi.
·
Tempat pemajangan makanan jadi dapat menjamin tidak
terjadinya kontaminasi makanan.
·
Memiliki fasilitas cuci tangan.
g.
Bahan Makanan dan Makanan Jadi
·
Bahan makanan dan makanan dalam kondisi baik.
·
Suhu penyimpanan dan cara penyimpanan memenuhi
syarat.
h.
Peralatan dan Perlengkapan
·
Sebelum dipergunakan dalam keadaan bersih
·
Tahan karat dan tidak mengandung logam beracun.
·
Utuh dan tidak retak serta tidak memungkinkan
sebagai tempat bersarang atau berkembangbiaknya kuman.
i. Penerangan
Syarat-syarat penerangan kamar
:
- Harus memberikan suasana tenang
(self light)
- Tidak menyilaukan
- Untuk beberapa jenis lampu
perlu dipasang kap lampu agar sinarnya tidak langsung menyinari tempat tidur.
Sumbu-sumbu penerangan yang perlu diadakan serta intensitas cahaya
sebagai berikut :
-
Lampu depan pintu masuk : 25 – 40 watt
-
Lampu langit-langit kamar : 100 watt
-
Lampu tirai : 3 lampu neon, @ 40 watt
-
Lampu meja kamar : 40 – 60 watt
-
Lampu baca : 40 watt
-
Lampu tidur pojok : 25 watt
-
Lampu untuk toilet
→ Langit-langit toilet : 40 –
60 watt
→Lampu cermin : 40 watt
j.
Penyediaan air
1)
Kualitas air
Memenuhi syarat fisik, kimia,
bakteriologis dan radioaktif
2)
Kuantitas air
a.
Hotel Berbintang
·
Hotel Bintang 4 dan 5; tersedia air mnum minimal 750
liter/hari/tempat tidur.
·
Hotel Bintang 3; tersedia air minum minimal 500
liter/hari/tempat tidur.
·
Hotel Bintang 2; tersedia air minum minimal 150
liter/hari/tempat tidur.
·
Air tersedia pada setiap kegiatan secara
berkesinambungan.
·
Distribusi air menggunakan sistem perpipaan.
·
Air terhindar dari kontaminasi silang
b.
Hotel Melati
·
Tersedia air minimal 120 liter/hari.
·
Air tersedia pada setiap tempat kegiatan secara
berkesinambungan.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIRJEN PPM 7 PL
NOMOR : 95/-I/PD.03.04.LP.
TANGGAL : 25 Mei 1991
FORM. H.2B
PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HOTEL MELATI
1.
NAMA HOTEL : ...................................................................................................................
2.
ALAMAT HOTEL : ..............................................................................................................
3.
NAMA PIMPINAN/PENANGGUNG JAWAB HOTEL :
.................................................
4.
JUMLAH KARYAWAN : ...................................................................................................
5.
IJIN USAHANOMOR :
.......................................................................................................
6.
PUSKESMAS/KECAMATAN : ..........................................................................................
7.
NAMA PEMERIKSA/NIP. :
...............................................................................................
8. a. Beri tanda V pada kotak
( ) (kolom), dan lingkari nilai (kolom
5) untuk komponen penilaian yang sesuai.
b.Skore (kolom 6) adalah bobot (kolom 3) dikalikan dengan jumlah nilai
(kolom 5) pada komponen penilaian yang sesuai (kolom 4).
NO.
|
VARIABEL
|
BOBOT
|
KOMPONEN PENILAIAN
|
NILAI
|
SKOR
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
I.
|
PERSYARATAN KESEHATAN
LINGKUNGAN& BANGUNAN
|
|
|
|
|
A.
|
UMUM
|
|
|
|
|
1.
|
Lokasi
|
2
|
Terhindar dari
pencemaran kimia
|
4
|
|
|
|
|
Terhindar dari
pencemaran fisika
|
3
|
|
|
|
|
Terhindar dari
pencemaran bakteri
|
2
|
|
|
|
|
Tidak terletak di
daerah banjir
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Lingkungan
|
2
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
|
Tidak memungkinkan
sebagai tempat bersarang/berkembangbiak serangga dan tikus
|
3
|
|
|
|
|
Dapat mencegah
masuk dan berkembangbiak binatang pengganggu lain
|
2
|
|
|
|
|
Berpagar kuat
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Bangunan
|
1
|
Kokoh/kuat
|
5
|
|
|
|
|
Tidak memungkinkan
sebagai tempat berkembangbiaknya serangga dan tikus
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
B.
|
PENGGUNAAN RUANG
|
|
|
|
|
4.
|
Pembagian ruang
|
1
|
Dipergunakan sesuai
fungsinya
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
C.
|
KONSTRUKSI
|
|
|
|
|
5.
|
LANTAI
|
1
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
|
Bahan kuat, kedap
air, permukaan rata
|
3
|
|
|
|
|
Tidak licin
|
2
|
|
|
|
Yang selalu kontak
dengan air tidak memungkinkan terjadinya genangan air (miring ke arah saluran
pembuangan)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
||
6.
|
Dinding
|
1
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
|
Permukaan yang selalu
kontak dengan air, kedap air
|
3
|
|
|
|
|
Permukaan bagian
dalam mudah dibersihkan
|
2
|
|
|
|
|
Berwarna terang
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
Atap
|
1
|
Tidak bocor/kuat
|
5
|
|
|
|
|
Tidak memungkinkan
terjadinya genangan air
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
Langit-langit
|
1
|
Tinggi dari lantai
minimal 2,5 m
|
6
|
|
|
|
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
|
Pintu
|
1
|
Dapat dibuka,
ditutup/dikunci dengan baik
|
5
|
|
|
|
|
Dapat mencegah
masuknya binatang pengganggu
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
10.
|
Pencahayaan
|
2
|
Ruang untuk
kegiatan dengan resiko kecelakaan tinggi > 300 lux
|
2
|
|
|
|
Ruang tamu > 60
lux
|
2
|
|
|
|
|
Lampu tidur 5 lux
|
2
|
|
|
|
|
Lampu baca > 100
lux
|
2
|
|
|
|
|
|
Ruang relaks >
30 lux
|
2
|
|
II.
|
PERSYARATAN KESEHATAN
KAMAR/RUANG
|
|
|
|
|
A.
|
UMUM
|
|
|
|
|
11.
|
Kondisi Ruang
|
1
|
Tidak pengab
|
2
|
|
|
|
Bebas kuman alpha
streptococcus haemoliticus dan kuman pathogen
|
2
|
|
|
|
|
|
Tidak berbau (H2S
dan amoniak)
|
2
|
|
|
|
|
Kadar gas beracun
tidak melebihi nilai ambang batas
|
2
|
|
|
|
|
Tingkat kebisingan
tidak melebihi persyaratan (kamar tidur < 40 dBA, kantor < 75 dBA,
dapur < 80 dBA, ruang pertunjukan < 90 dBA)
|
2
|
|
B.
|
KHUSUS
|
|
|
|
|
12.
|
Kamar Tidur
|
2
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
Luas minimal
|
5
|
|
|
|
|
- Single bed 4,5 m2
|
|
|
|
|
|
- Twin bed 8 m2
|
|
|
|
|
|
|
Dinding, pintu,
jendela, dll yang tembus pandang/cahaya dilengkapi tirai
|
1
|
|
13.
|
Ruang
Istirahat Karyawan
|
1
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
Tersedia jamban,
kamar mandi dan peturasan yang terpisah untuk karyawan pria dan karyawan
wanita
|
5
|
|
|
|
|
Ruang istirahat
karyawan pria terpisah dengan ruang wanita
|
2
|
|
|
|
|
|
Tersedia
lemari/locker
|
1
|
|
14.
|
Kamar mandi, jamban
dan peturasan
|
9
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
Aliran air kebih
lancar
|
3
|
|
|
|
|
Sarana pembuangan
air limbah kedap air dan tertutup
|
2
|
|
|
|
|
Perbandingan jumlah
karyawan dengan kamar mandi, jamban, dan peturasan
|
1
|
|
|
|
|
Untuk karyawan Pria
|
|
|
|
|
|
1 s/d 25 karyawan
tersedia 2 kamar mandi, 1 jamban, 1 peturasan
|
|
|
|
|
|
26 s/d 50 karyawan
tersedia 3 kamar mandi, 2 jamban, 3 peturasan
|
|
|
|
|
|
51 s/d 100 karyawan
tersedia 5 kamar mandi, 3 jamban dan 5 peturasan
|
|
|
|
|
|
Untuk karyawan
wanita
|
|
|
|
|
|
1 s/d 20 karyawan
tersedia 1 kamar mandi dan 1 jamban
|
|
|
|
|
|
21 s/d 40 karyawan
tersedia 2 kamar mandi dan 2 jamban
|
|
|
|
|
|
|
41 s/d 70 karyawan
tersedia 3 kamar mandi dan 3 jamban
|
|
|
15.
|
Kamar Linen
|
1
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
Udara yang segar
|
3
|
|
|
|
|
|
Tersedia lemari
tertutup
|
3
|
|
16.
|
Ruang Cuci
|
3
|
Bersih
|
4
|
|
|
|
Tidak memungkinkan
tercampurnya linen bersih dan linen kotor
|
3
|
|
|
|
|
|
Lantai tidak licin
|
3
|
|
17.
|
Gudang
|
1
|
Bersih
|
3
|
|
|
|
Gudang bahan
makanan, bahan berbahaya, alat kantor, alat rumah tangga, dll terpisah satu
sama lain
|
3
|
|
|
|
|
Barang yang
disimpan ditata rapi
|
2
|
|
|
|
|
Dilengkapi dengan
rak
|
1
|
|
|
|
|
|
Tinggi rak dari
lantai minimal 20 cm
|
1
|
|
III
|
PERSYARATAN KESEHATAN FASILITAS
SANITASI
|
|
|
|
|
18.
|
Kualitas air
|
11
|
Memenuhi syarat
|
|
|
|
|
Fisik
|
4
|
|
|
|
|
Kimia
|
3
|
|
|
|
|
Bakteriologis
|
2
|
|
|
|
|
|
Radioaktivitas
|
1
|
|
19.
|
Kuantitas air
|
25
|
Tersedia air
minimal 120 l/hari/t.t.
|
4
|
|
|
|
|
Air tersedia pada
setiap tempat kegiatan secara berkesinambungan
|
6
|
|
20.
|
Pembuangan Air
Limbah
|
6
|
Memiliki sarana
pengolahan air limbah
|
3
|
|
|
|
Air limbah mengalir
dengan lancar
|
3
|
|
|
|
|
Saluran air limbah
sistem tertutup
|
2
|
|
|
|
|
|
Saluran air limbah
kedap air
|
2
|
|
21.
|
Toilet untuk Umum
|
9
|
Bersih dan tidak
berbau
|
4
|
|
|
|
Letaknya tidak
berhubungan langsung dengan dapur, kamar tidur, ruang tamu
|
3
|
|
|
|
|
Lantai kedap air,
tidak licin, lantai miring kearah saluran pembuangan
|
2
|
|
|
|
|
|
Toilet untuk pria
terpisah dengan toilet untuk wanita
|
1
|
|
22.
|
Kamar mandi dan
jamban untuk penghuni/tamu yang menginap
|
10
|
Bersih dan tidak
berbau
|
4
|
|
|
|
Letaknya tidak
berhubungan langsung dengan dapur, kamar tidur, ruang tamu
|
3
|
|
|
|
|
Perbandingan jumlah
kamar mandi dan jamban dengan tempat tidur :
|
2
|
|
|
|
|
Perbandingan jumlah
kamar mandi dan jamban dengan tempat tidur, minimal 1 kamar untuk setiap 1
s/d 10 kamar tidur.
|
|
|
|
|
|
Perbandingan jamban
dengan tempat tidur minimal :
|
|
|
|
|
|
1 s/d 6 T.T. = 1
Jamban
|
|
|
|
|
|
7 s/d 14 T.T. = 2
Jamban
|
|
|
|
|
|
15 s/d 24 T.T. = 3
Jamban
|
|
|
|
|
|
25 s/d 36 T.T. = 4
Jamban
|
|
|
|
|
|
37 s/d 48 T.T. = 5
Jamban
|
|
|
|
|
|
49 s/d 60 T.T .= 6
Jamban
|
|
|
|
|
|
|
Lantai kedap air,
mudah dibersihkan, kemiringan 2 - 3 % ke arah saluran pembuangan.
|
|
|
23.
|
Pengelolaan sampah
|
|
|
|
|
|
Tempat sampah
|
3
|
Terbuat dari bahan
yang kuat, ringan, tahan karat dan kedap air.
|
1
|
|
|
|
Permukaan bagian
dalam halus dan rata
|
1
|
|
|
|
|
Mempunyai tutup
yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan
|
1
|
|
|
|
|
Jumlah dan volume
tempat sampah sesuai dengan produksi sampah per hari.
|
1
|
|
|
|
|
Mudah diisi dan
dikosongkan
|
1
|
|
|
|
|
Sampah dari tiap
ruang diangkut/dikosongkan tiap hari
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tempat Pengumpul
Sampah Sementara
|
Tidak permanen
|
1
|
|
|
|
|
Tidak menjadi
tempat perindukan serangga dan
binatang
|
1
|
|
|
|
|
|
Mudah dijangkau
oleh kendaraan pengangkut sampah
|
1
|
|
|
|
|
Frekwensi
pengosongan/pengangkutan sampah minimal 3 x 24 jam
|
1
|
|
IV
|
KARYAWAN
|
|
|
|
|
25.
|
Pakaian Kerja
|
1
|
Karyawan dilengkapi
dengan pakaian kerja
|
4
|
|
|
|
Dipakai pada saat
kerja
|
3
|
|
|
|
|
Bersih
|
2
|
|
|
|
|
|
Utuh/tidak sobek
|
1
|
|
26.
|
Surat keterangan
sehat dari dokter yang masih berlaku
|
1
|
80 - 100 % Jumlah Karyawan memiliki
|
10
|
|
|
|
60 - 79 % Jumlah Karyawan memiliki
|
8
|
|
|
|
|
40 - 59 % Jumlah Karyawan memiliki
|
6
|
|
|
|
|
20 - 39 % Jumlah Karyawan memiliki
|
4
|
|
|
|
|
1 - 19 %
Jumlah Karyawan memiliki
|
2
|
|
|
|
|
0% Jumlah Karyawan memiliki
|
0
|
|
|
|
J U M
L A H
|
98
|
|
|
|
· Keterangan : Hotel yang
memenuhi syarat minimal mempunyai nilai 75 % x 980 = 753
PETUGAS,
(....................................)
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, B.2007.
Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran
Santoso, I. 2015. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum,
Yogyakarta : Gosyen Publishing
Subscribe to:
Posts (Atom)